Wednesday 30 May 2018

Serpihan Akhlak Yang Hilang


Memang sudah semestinya, Islam sebagai ajaran yang syumul atau menyeluruh telah mengatur segala aspek kehidupan manusia. Dari apa yang ada pada dirinya sendiri maupun dalam kehidupan sosialnya. Segala bentuk aturan dan tuntunan yang diajarkan oleh Islam pada dasarnya adalah untuk menciptakan keteraturan dan kemaslahatan bagi umat manusia itu sendiri. Tidak ada satu pun perintah yang diajarkan oleh Islam adalah untuk menciptakan kerusakan, kebencian, perceraian, dan segala bentuk kedzaliman di muka bumi ini.

Sebagai seorang muslim yang meyakini bahwa Islam adalah agamanya, dan Allah adalah Tuhan satu-satunya, harusnya mampu menjadi pribadi yang santun dan memberi teladan bagi muslim yang lain.  Namun nyatanya, ada yang hilang dari kaum muslimin saat ini. Yang menyebabkan sebagian besar orang-orang muslim tak lagi memiliki izzah, tak mampu menjadi pribadi yang santun di hadapan muslim lainnya, apatah lagi di hadapan orang-orang kafir.

Ialah kepribadian dan bangunan akhlak yang hilang dari diri mereka. Kepribadidan  yang sejatinya sejak awal telah dibentuk dan dibina oleh manusia mulia, Muhammad saw., dan telah jelas diterangkan kriterianya dalam lembaran-lembaran mushaf Alqur’anul Karim. Sungguh kepribadian itu, dimiliki oleh pribadi-pribadi yang senantiasa berusaha memperbaiki diri, mengenal Islam dan hakikat keberadaan Allah melalui ayat-ayatNya. Sehingga apa yang Ia lakukan semata-mata hanya tertuju pada anugerah dan naungan ridhoNya.

Ialah Rasul Allah, Muhammad saw., yang telah berhasil membina dan membentuk sebuah generasi dengan kepribadian yang luar biasa. Yaitu pribadi-pribadi yang siap memikul beban risalah di pundaknya, mendirikan daulah, membangun peradaban, serta mengukir sejarah besar dalam kehidupan umat manusia. Ialah Muhammad saw., yang mampu mengubah pribadi-pribadi lemah menjadi kuat, yang penakut menjadi pemberani, yang bodoh menjadi pintar, yang bercerai menjadi bersatu, dan mengubah manusia-manusia tanpa adab menjadi sebaik-baik umat berperadaban di muka bumi.


Maka dari pengajaran itu, layaknya kaum muslimin kembali berusaha mengembalikan pribadi-pribadi mereka memiliki kepribadian seperti umat terdahulu. Berusaha memperbaiki diri, memperbaiki kepribadian dan bangunan akhlak yang ada pada diri mereka. Segala ucapan dan tindakan yang dilakukannya harus senantiasa bersandar pada apa yang diajarkan oleh Rasulullah melalui kitab Al-Qur’an dan Sunnah-sunnahnya. Agar setiap muslim menjadi pribadi-pribadi yang ikhlas dan jujur, melaksanakan ibadah sesuai dengan syariatnya, menjauhi larangan sesuai kadarnya, menyampaikan ilmu dengan pemahaman dan hikmah yang nyata, serta menjadi pribadi yang patut untuk dijadikan teladan bagi muslim yang lain, maupun mereka yang saat ini belum mendapatkan hidayah dari Sang Pencipta.

R.A.

0 comments:

Post a Comment