Friday 27 July 2018

Ulasan Buku: JEJAK PERLAWANAN MANDELA; Di antara Suramnya Kolonialisme dan Politik Apartheid


Penulis: Tofik Pram
Penerbit: Edelweiss
Tebal Buku: 377 halaman
Pengulas: @romli_amrullah
_
Buku yang terbit pada Maret 2014 ini ditulis oleh seorang pria asal kota Madiun Jawa Timur. Dengan apik penulis menempatkan dirinya sebagai kata ganti orang ketiga dan menceritakan kehidupan Nelson Mandela sebagai tokoh utama dalam buku ini.
_
Tepat pada tanggal 18 Juli 1918 bocah laki-laki itu dilahirkan. Rolihlala namanya, terlahir sebagai bocah primitif dari keluarga tradisional suku Thembu di Umtata, Transkei, Afrika Selatan.
_
Pada bagian awal buku ini penulis tidak hanya menceritakan Nelson Mandela sebagai seorang individu, tapi juga lebih banyak mengungkap fakta fakta kehidupan dan tradisi masyarakat Afrika. Namun tetap Rolihlala lah yang menjadi perhatian utama cerita menarik penulis.
_
Pada masa kecilnya Nelson Mandela pernah berpindah ke sebuah wilayah bernama Qunu bersama ibunya. Hal itu karena sesuatu hal telah terjadi pada ayahnya. Di sana Ia tumbuh sebagai seorang bocah lelaki yang mewarisi sifat ayahnya; tegas, disiplin, namun penuh kasih sayang demi menjaga kehormatan.
_
Pada awalnya Rolihlala tak menyadari bahwa kaumnya sedang dikerdilkan oleh imperialisme Inggris. Bagi si kecil Rolihlala, orang kulit putih bagaikan Dewa. Seolah mereka hidup sangat jauh di suatu alam yang sama sekali berbeda. Waktu itu di tahun 1920-an bangsa kulit hitam memandang kulit putih sebagai bangsa yang harus dihormati bahkan ditakuti.
_
Dan di bangku sekolah lah Rolihlala mendapatkan nama "Nelson", itu adalah nama pemberian seorang guru kulit putih. Karena bagi bangsa kulit putih nama asli bangsa Afrika adalah nama-nama yang ketinggalan zaman dan primitif.
_
Kisah berlalu dan pada tahun 1939 Nelson melangkah ke jenjang pendidikan tinggi, tepatnya di Universitas Fort Hare, satu-satunya pusat pendidikan tinggi untuk orang kulit hitam di Afrika Selatan. Namun di sana lah Nelson pernah dihantam badai putus asa ketika cita-citanya menjadi seorang sarjana dan impiannya menundukkan dunia dengan gelar BA pupus karena kukuh mempertahankan kehormatan demokrasi.
_
Bersama berbagai deraan itu, Nelson bertemu tokoh-tokoh besar yang menginspirasinya. Nelson belajar banyak hal dari mereka. Kesadaran Nelson pun tumbuh dan dia bermetamorfosis menjadi Nelson Mandela. Dia mulai menempuh perjalanan panjangnya melawan imperialisme. Setiap ayunan langkahnya membawa semangat untuk memperjuangkan kesetaraan hak bagi seluruh umat manusia di muka bumi.
_
Bagi Nelson, perlawanan bukan hanya soal orasi, demonstrasi, mengirim delegasi atau pemogokan. Perlawanan harus diorganisir dengan sangat rapi, teliti dan dilakukan secara militan. Di atas semua itu yang lebih penting adalah kesediaan untuk menderita dan berkorban.
_
Apartheid itu sendiri di dalam buku ini digambarkan sebagai sebuah supremasi kulit putih yang melegitimasi posisi mereka di atas kulit hitam dan kulit berwarna lainnya.
_
 Mengutip salah satu ungkapan Nelson di dalam buku ini, "Aku adalah seorang nasionalis Afrika yang memperjuangkan kekuasaan minoritas dan emansipasi bangsaku. Kami menuntut hak atas nasib kami sendiri. Tetapi, pada saat yang sama, walau bagaimanapun juga Afrika adalah bagian dari dunia yang sangat besar. Masalah kita Jika dilihat dalam konteks sejarah dunia yang lebih luas, tidaklah unik. Masalah kita juga terjadi di belahan dunia lain. Kita adalah bagian dari sejarah dunia."
_
Keangkuhan kolonialisme telah merasakan kekuatan pukulan Nelson. Seorang kulit hitam yang membuktikan pada dunia bahwa dia mampu berjalan tegak seperti manusia lainnya. Yang melihat semua orang dalam bingkai martabat yang sama. Yang tidak harus menyerah pada penindasan dan rasa takut. Nelson mengirimkan pesan pada dunia bahwa kaum tertindas bisa marah pada saatnya.
___________________

"Seperti yang telah saya katakan hal pertama adalah jujur dengan diri sendiri. Anda tidak pernah bisa mengubah masyarakat jika Anda belum mengubah diri sendiri. Pendamai besar adalah semua orang yang penuh integritas kejujuran tapi rendah hati." (Nelson Mandela)
___________________

Salam literasi, mari beraksara
_
#kammiaksara #kammimembaca #jayakanindonesia2045 #bookreview

0 comments:

Post a Comment