Wednesday 31 October 2018

Mahatma Gandhi ((Mohandas Karamchand Gandhi)


A.   Biografi

Mohandas Karamchand Gandhi (lahir di Porbandar, Gujarat, India, 2 Oktober 1869 – meninggal di New Delhi, India, 30 Januari 1948 pada umur 78 tahun) juga dipanggil Mahatma Gandhi (bahasa Sansekerta: "jiwa agung") adalah seorang pemimpin spiritual dan politikus dari India. Pada masa kehidupan Gandhi, banyak negara yang merupakan koloni Britania Raya. Penduduk di koloni-koloni tersebut mendambakan kemerdekaan agar dapat memerintah negaranya sendiri.

Gandhi adalah salah seorang yang paling penting yang terlibat dalam Gerakan Kemerdekaan India. Dia adalah aktivis yang tidak menggunakan kekerasan, yang mengusung gerakan kemerdekaan melalui aksi demonstrasi damai.

Gandhi lahir pada 2 Oktober 1869 di negara bagian Gujarat di India. Beberapa dari anggota keluarganya bekerja pada pihak pemerintah. Saat remaja, Gandhi pindah ke Inggris untuk mempelajari hukum. Setelah dia menjadi pengacara, dia pergi ke Afrika Selatan, sebuah koloni Inggris, di mana dia mengalami diskriminasi ras yang dinamakan apartheid. Dia kemudian memutuskan untuk menjadi seorang aktivis politik agar dapat mengubah hukum-hukum yang diskriminatif tersebut. Gandhi pun membentuk sebuah gerakan non-kekerasan.

Ketika kembali ke India, dia membantu dalam proses kemerdekaan India dari jajahan Inggris; hal ini memberikan inspirasi bagi rakyat di koloni-koloni lainnya agar berjuang mendapatkan kemerdekaannya dan memecah Kemaharajaan Britania untuk kemudian membentuk Persemakmuran.

Rakyat dari agama dan suku yang berbeda yang hidup di India kala itu yakin bahwa India perlu dipecah menjadi beberapa negara agar kelompok yang berbeda dapat mempunyai negara mereka sendiri. Banyak yang ingin agar para pemeluk agama Hindu dan Islam mempunyai negara sendiri. Gandhi adalah seorang Hindu namun dia menyukai pemikiran-pemikiran dari agama-agama lain termasuk Islam dan Kristen. Dia percaya bahwa manusia dari segala agama harus mempunyai hak yang sama dan hidup bersama secara damai di dalam satu negara.

Pada 1947, India menjadi merdeka dan pecah menjadi dua negara, India dan Pakistan. Hal ini tidak disetujui Gandhi.

Gandhi tidak pernah menerima Penghargaan Perdamaian Nobel, meski dia dinominasikan lima kali antara 1937 dan 1948. Beberapa dekade kemudian, hal ini disesali secara umum oleh pihak Komite Nobel. Ketika Dalai Lama dianugerahi Penghargaan Nobel pada 1989, ketua umum Komite mengatakan bahwa ini merupakan "sebuah bentuk mengenang Mahatma Gandhi". Museum elektronik Nobel mempunyai artikel mengenai hal tersebut.

Sepanjang hidupnya, aktivitas Gandhi telah menarik berbagai komentar dan opini. Misalnya, sebagai penduduk Kerajaan Britania, Winston Churchill pernah berkata "Menyedihkan...melihat Mr. Gandhi, seorang pengacara Kuil Tengah yang menghasut, sekarang tampil sebagai seorang fakir yang tipenya umum di Timur, menaiki tangga Istana Viceregal dengan badan setengahtelanjang." Begitu juga dengan Albert Einstein yang berkomentar berikut engenai Gandhi: "(Mungkin) para generasi berikut akan sulit mempercayai bahwa ada orang seperti ini yang pernah hidup di dunia ini."

B.   Pemikiran
Prinsip Gandhi, satyagraha, sering diterjemahkan sebagai "jalan yang benar" atau "jalan menuju kebenaran", telah menginspirasi berbagai generasi aktivis-aktivis demokrasi dan anti-rasisme seperti Martin Luther King, Jr. dan Nelson Mandela. Gandhi sering mengatakan kalau nilai-nilai ajarannya sangat sederhana, yang berdasarkan kepercayaan Hindu tradisional: kebenaran (satya), dan non-kekerasan (ahimsa). Pada 30 Januari 1948, Gandhi dibunuh seorang lelaki Hindu yang marah kepada Gandhi karena ia terlalu memihak kepada Muslim.

Karya Mahatma Gandhi tidak terlupakan oleh generasi berikutnya. Cucunya, Arun Gandhi dan Rajmohan Gandhi dan bahkan anak cucunya, Tushar Gandhi, adalah aktivis-aktivis sosio-politik yang terlibat dalam mempromosikan non-kekerasan di seluruh dunia.yaitu :

…apabila kekerasan dibalas dengan kekerasan hanya akan melahirkan kebencian dan tidak melahirkan bibit-ninit permusuhan baru. Gandhi mengajarkan kita pada pentingnya memperjuangkan sesuatu berdasarkan kebenaran(satyagraha). Lebih lanjut, perjuangan itu juga harus berada di jalan yang benar dan bermoral.

Gandhi telah mulai merintis perjuangannya sejak di berada di Afrika Selatan. Pada tahun 1893 dimana dia melihat adanya perlakuan diskriminasi yang dilakukan oleh pemerintah setempat terhadap masyarakat India, serta masyarakat kulit hitam di sana untuk melakukan tindakan non-kooperasi terhadap pemerintah / penguasa Afrika Selatan.

Gandhi menemukan penindasan tidak hanya pada mereka yang membangkang, namun juga pada yang luka-luka dan meregang nyawa. Dalam catatan hariannya, Gandhi menulis, "Saat itu tak ada orang Eropa yang bersedia membantu membalut luka mereka...Kami harus membersihkan luka-luka orang Zulu yang tidak dirawat setidaknya setelah lima atau enam hari yang lalu, karena itu luka-lukanya membusuk dan sangat menakutkan. Kami menyukai pekerjaan kami."Situasi itu menjadi peletup kesadaran Gandhi bahwa kekerasan tak bisa diselesaikan dengan kekerasan. Bila mata dibalas dengan mata, semua manusia akan gelap mata. Kesadaran lain yang muncul saat itu adalah bahwa ia harus memberikan pelayanan terhadap semua manusia dengan segenap jiwa raganya.

Kesadaran ini diwujudkan dalam prinsip perjuangan: bramkhacharya (mengendalikan hasrat seksual), satyagraha (kekuatan kebenaran dan cinta), swadeshi (memenuhi kebutuhan sendiri) dan ahimsa (tanpa kekerasan terhadap semua makhluk). Setelah itu, Gandhi terus-menerus melakukan perlawanan kesewenang-wenangan dengan gerakan tanpa kekerasan. Misalnya, Gandhi menolak aturan diskriminatif dengan mogok makan, berjalan kaki bermil-mil, membuat garam sendiri ketika semua rakyat harus membeli garam dari pemerintah Inggris, dan sebagainyaBagi Gandhi, hasrat seksual merupakan sumber dari kejahatan dan cenderung mementingkan diri sendiri, yaitu nafsu, amarah, dan agresi. Hasrat seksual dapat ditaklukkan melalui penolakan terhadap adanya pamrih yang selalu mengikuti perbuatan, untuk itulah ia bertekad menjalani prinsip bramkhacharya. Ketiadaan pamrih dapat dilakukan bila jiwa terikat pada prinsip Kebenaran Ilahiah. Inilah prinsip satyagraha, yaitu kepercayaan bahwa jiwa dapat diselamatkan dari kejahatan dunia, dan juga dapat memberikan pertolongan, sejauh jiwa itu senantiasa berada dalam pencariannya terhadap Tuhan melalui kebenaran dan hanya kebenaran.Swadeshi dapat diartikan dalam beberapa arti yang bermacam-macacm oleh kaum politik India itu sendiri. Ada yang mengartikan sebagai suatu boikot tak mau membeli barang-barang buatan Inggris, yakni sebagi suatu taktik pejuangan menyerang.

Ada pula yang mngartikan sebagai hanya sebagai usaha positif memajukan kerajinan sendiri, pertukangan sendiri, industrialisme sendiri. Ada yang memandangnya sebagai suatau senjata politik, dan ada yang pula yang memandangnya sebagai suatu usaha ekonomi yang bersangkutan dengan politik sama sekali.Sementara itu, ahimsa adalah kekuatan cinta, suatu penghormatan pada semua bentuk kehidupan. Ini adalah ajaran yang dimiliki semua agama, yaitu manusia memiliki kewajiban menghindari kejahatan dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik di dunia. Tentang ahimsa Gandhi menyatakan, "Ahimsa...bukan sekadar tingkatan tidak melakukan penyerangan secara negatif tetapi...tingkatan cinta yang positif, berbuat baik bahkan kepada pelaku kejahatan". Ajaran Gandhi ini didasarkan pada beberapa asumsi. Pertama, kemerdekaan dan kesejahteraan hanya dapat dimulai dari kemandirian individu. Maka masing-masing individu-individu harus mampu menyalurkan hasrat negatifnya pada tindakan-tindakan positif.Kedua, Gandhi meyakini bahwa perkembangan dan kemajuan akan diperoleh tidak melalui konsesi-konsesi dan reformasi-reformasi konstitusional, tetapi melalui perjuangan yang dilakukan oleh rakyat sendiri secara bersama. Untuk dapat membangkitkan kebersamaan itu dibutuhkan kekuatan cinta dan kerelaan untuk mengalami penderitaan rakyat.

Cinta dan penderitaan sesama inilah yang dapat merekatkan perbedaan identitas dalam relasi saling ketergantungan yang dapat menghentikan konflik.Melalui ajarannya itu, sejak tahun 1906, Gandhi terus-menerus berjuang melawan penjajahan dengan cinta dan solidaritas. Sejak tahun itu, Gandhi menyerukan kepada seluruh rakyat India untuk membuat beberapa bentuk kerajinan tangan sehingga tak ada lagi yang akan menjadi beban masyarakat. Gandhi berseru kepada rakyat India untuk menemukan kembali hubungan yang murni dan orisinil antara manusia dengan alam, karena dia yakin bahwa perceraian dengan alam adalah sumber dari segala penyakit.Gandhi berseru agar rakyat mendidik dirinya mengenai dasar-dasar kesehatan dan lingkungan yang sehat, supaya bisa mencegah dan menghentikan bibit-bibit penyakit. Gandhi berseru agar melakukan berbagai aktivitas semacam pemeliharaan hutan dan memelihara lebah, membuat barang pecah belah dan kertas, sehingga tak ada seorang pun yang tidak mempunyai makanan, peralatan atau buku.Gandhi berseru untuk mengembangkan pendidikan dasar melalui program kerja dan belajar di sekolah, sehingga anak-anak tumbuh dengan mengetahui cara membaca, menulis dan bagaimana bekerja dengan tenaga fisik. Gandhi menyerukan kepada rakyat berpartisipasi dalam majelis-majelis desa dan dengan cara ini rakyat dapat belajar memecahkan masalahnya sendiri.Gandhi dengan ajaran anti kekerasan (ahimsa) yang dilakukan untuk kemerdekaan India telah memberi inspirasi kepada seluruh dunia. Dengan ajaran-ajarannya tersebut, hidup sederhana pun ia jalani. Dengan ahimsa perlawanannya cukup memberikan kekuatan kepada rakyat untuk turut serta melawan kekerasan. Ahimsa adalah perjuangan dengan kekuatan cinta dan kasih sayang.

Perjuangan untuk tidak menyakiti baik fisik maupun pikiran sehingga ahimsa bukan semata-mata menyakiti secara fisik. Melainkan perjuangan untuk melawan suatu ketidakbenaran. Ajaran ahimsa yang dianut oleh Gandhi menurut penulis merupakan bentuk representasi dari pengalaman uang diterimanya dalam lingkingan keluarganya, karena sebagaimana yang telah diketahui bahwa Gandhi berasal dari keluarga yang religius yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan dan rasa cinta kasih terhadap sesame.Ajaran selanjutnya dari Gandhi adalah swadesi atau berusaha untuk mandiri dengan mencukupi kebutuhan diri sendiri. Ini tidak serta merta dilakukan begitu saja, namun harus dibangun sistem untuk menciptakan kekuatan baik pada diri maupun kepada rakyat. Misalnya membangun perekonomian yang menghidupkan kekuatan masyarakat sehingga menghilangkan ketergantungan pada pihak asing. Pendidikan juga memiliki peran penting dalam mewujudkan kemandirian ini, karena disinilah karakter masyarakat dibentuk untuk melakukan pengendalian diri. Bagi penulis, ajaran ini merupakan bentuk kekhawatiran Gandhi terhadap masuknya produk-produk asing ke India sehingga masyarakat India semakin konsumtif untuk itulah kemudian dia mengajak rakyat India agar mau untuk memproduksi barang-barangnya sendiri tanpa harus bergantung terhadap produk asing.Bramkhacharya merupakan salah satu prinsip ajaran Gandhi yang terlihat tidak terlalu menonjol dibanding ajaranajarannya yang lain.

Ajaran ini memusatkan diri pada pengendalian hawa nafsu (seksual), dimana dia beranggapan bahwa segala kejahatan di muka bumi ini dapa diredam apabila manusia dapat mengendalikan hawa nafsunya. Bagi penulis ajaran tersebut cukup baik, namun mematikan hasrat seksual bagi manusia dapat menghancurkan peradaban manusia itu sendiri.Melalui satyagraha, berpegang teguh pada kebenaran yang dibarengi dengan teladan membuat Gandhi diikuti oleh banyak pengikutnya. Apalagi dengan ditambah kejujuran dan kesederhanaan Gandhi. Satyagraha menekankan sebuah perjuangan menentang ketidakadilan melalui kesediaan diri menanggung penderitaan. Beberapa gerakan satyagraha yang dipimpin Gandhi di India adalah berjuang untuk para petani miskin pribumi Champaran, pemogokan buruh pabrik di Ahmedabad dan Kheda, melakukan pembaruan pada Konggres Nasional India dan yang paling fonumental adalah mengubah resolusi penting menuntut status dominian bagi India dibawah pengawasan gerakan Satyagraha di seluruh India di Kalkutta pada Desember 1928.

Gandhi adalah pemimipin yang paling inspirasional pada awal abad 20. Advokasinya tentang aksi ketidakpatuhan warga serta tanpa kekerasan adalah cara yang paling efektif untuk mencapai perubahan sosial yang mempengaruhi pergerakan-pergerakan lain di dunia, seperti perjuanagan Marthin Luther King Jr. di Amerika Serikat yang terinspirasi oleh perjuangannya dalam menuntut persamaan hak dan penghapusan tindakan diskriminasi antara masyarakat kulit putih terhadap masyarakat kulit hitam.Jika ajaran Mahatma Gandhi diikuti, relatif hal itu akan bisa terhindari. Andaikan banyak pihak mau mengikuti gerakan ahimsa (ajaran yang menolak kekerasan), maka korban kemanusiaan tidak akan terjadi. Karena apabila kekerasan dibalas dengan kekerasan hanya akan melahirkan kebencian dan tidak melahirkan bibit-ninit permusuhan baru. Gandhi mengajarkan kita pada pentingnya memperjuangkan sesuatu berdasarkan kebenaran (satyagraha). Lebih lanjut, perjuangan itu juga harus berada di jalan yang benar dan bermoral.

C.   Ajaran Mahatma Gandhi

1.    Change Yourself
"You must be the change you want to see in the world." = Kau sendiri mesti menjadi perubahan seperti yang kauinginkan terjadi dalam dunia ini = Perubahan mesti dimulai dari diri sendiri. Janganlah mengharapkan perubahan dari dunia luar. Janganlah menunda perubahan diri hingga dunia berubah. Coba perhatikan, dunia ini senantiasa berubah. Dirimu saja yang tidak ikut berubah. Maka, kau menciptakan konflik antara dirimu dan dunia ini.

2.    You are in Control
"Nobody can hurt me without my permission." = Tak seorang pun dapat menyakitiku bila aku tidak mengijinkannya = Orang yang berhasil mengendalikan dirinya, tak akan terkendali oleh orang lain. Ia tidak bisa dibeli, tidak bisa digoda, tidak bisa dirayu. Ia memiliki kepercayaan diri yang luar biasa. Janganlah sekali-kali membalas aksi kejahatan dengan kejahatan, kekerasan dengan kekerasan. Karena, setiap orang yang membalas kejahatan dengan kejahatan menjadi jahat. Setiap orang yang membalas kekerasan dengan kekerasan menjadi keras.

3.    Forgive and Let it Go
"The weak can never forgive. Forgiveness is the attribute of the strong.... An eye for eye only ends up making the whole world blind." = Seorang lemah tidak dapat memaafkan. Kemampuan untuk memaafkan hanyalah ada pada mereka yang kuat...... Bila pencungkilan mata dibalas dengan mencungkil mata, maka seluruh dunia akan menjadi buta. = Dengan memaafkan, kita memperoleh energi yang luar biasa. Energi itu pula yang kemudian menjadi kekuatan kita, menambah semangat kita untuk berjuang demi kebajikan dengan cara yang bajik pula.

4.    Without Action You aren't Going Anywhere
"An ounce of practice is worth more than tons of preaching" = Satu ons tindakan lebih baik dari pada berton-ton dakwah.

5.    Take care of this moment
"I do not want to foresee the future. I am concerned with taking care of the present. God has given me no control over the moment following." = Aku tidak tertarik untuk melihat apa yang dapat terjadi pada masa depan. Aku tertarik dengan masa kini. Tuhan tidak memberiku kendali terhadap apa yang dapat terjadi sesaat lagi. = Seperti inilah kejujuran seorang Gandhi. Ia tidak mengaku dapat melihat masa depan. Ia tidak mengaku memperoleh bisikan dari siapa-siapa. Ia mengaku dirinya orang biasa, tidak lebih penting dari orang yang derajatnya paling rendah, paling hina dan dina.

6.    Everyone is Human
"I claim to be a simple individual liable to err like any other fellow mortal. I own, however, that I have humility enough to confess my errors and to retrace my steps." = Aku hanyalah seorang manusia biasa yang dapat berbuat salah seperti orang lain juga. Namun, harus kutambahkan bahwa aku memiliki kerendahan hati untuk mengakui kesalahankesalahanku dan memperbaikinya. "It is unwise to be too sure of one's own wisdom. It is healthy to be reminded that the strongest might weaken and the wisest might err" = Mempercayai kebijakan diri saja adalah tindakan yang tidak bijak. Kita mesti ingat bahwa sekuat apa pun diri kita, bisa menjadi lemah; sebijak apa pun diri kita, masih bisa berbuat salah.

7.    Persist
"First they ignore you, then they laugh at you, then they fight you, then you win." = Awalnya, mereka meremehkanmu, kemudian mereka menertawakanmu, dan melawanmu, lalu engkau keluar sebagai pemenang. Jangan menyerah, pantang mundur..... Pun tidak cukup bila kau sekedar bertahan, jangan berhenti, maju terus.

8.    See the Good in People and Help Them
"I look only to the good qualities of men. Not being faultless myself, I won't presume to probe into the faults of others" = Aku hanya melihat sifat-sifat baik di dalam diri sesama manusia. Karena, diriku sendiri tidak sepenuhnya bebas dari keburukan, maka aku tidak membedah orang lain untuk mencari keburukan mereka. "Man becomes great exactly in the degree in which he works for the welfare of his fellow-men" = Manusia menjadi besar selaras dengan kebaikan yang dilakukannya bagi sesama manusia. "I suppose leadership at one time meant muscles; but today it means getting along with people" = Barangkali otot menjadi tolok ukur bagi kepemimpinan pada masa lalu. Sekarang, tolok ukurnya adalah hubungan dengan sesama manusia.

Kasturba, wanita pendamping Mahatma yang setia itu, barangkali bingung mendengar ucapan Sang Mahatma. Maka, pada suatu hari ia bertanya: "Bila memang demikian, kenapa kau ingin mengusir Inggris dari India? Kenapa kita tidak bisa hidup berdampingan dengan mereka?" Mahatma membisu selama beberapa detik, baru menjawab: "Karena negeri ini adalah negeri kita, dan sudah sepatutnya kita sendiri yang mengurusinya. Mereka tidak perlu mengurusi kita." "Nonviolence does not signify that man must not fight against the enemy, and by enemy is meant the evil which men do, not the human beings themselves." Definisi Gandhi tentang ahimsa, non-violence atau paham anti-kekerasan - sungguh sangat jelas: "Tanpa-Kekarasan tidak berarti kita tidak boleh melawan musuh. Hanya saja yang kita musuhi adalah kejahatan yang dilakukan oleh manusia, bukan manusianya." Kita melawan tanpa senjata, tetapi dengan kekuatan logika, rasio, dan di atas segalanya cinta-kasih serta pemaafan.

9.    Be Congruent, be Authentic, be Your True Self.
"Happiness is when what you think, what you say, and what you do are in harmony." = Keselarasan antara apa yang kaupikirkan, apa yang kauucapkan dan apa yang kaulakukan - itulah kebahagiaan. = "Always aim at complete harmony of thought and word and deed. Always aim at purifying your thoughts and everything will be well." = Jadikanlah keselarasan antara pikiran, ucapan, dan tindakan sebagai tujuanmu. Jadikanlah pemurnian pikiran sebagai tujuanmu - maka semuanya akan beres.

10. Continue to Grow and Evolve
"Constant development is the law of life, and a man who always tries to maintain his dogmas in order to appear consistent drives himself into a false position." = Perkembangan terus-menerus itulah hukum alam. Seseorang yang ingin bertahan dengan dogma-dogma (lama) untuk menunjukkan konsistensi diri, sesungguhnya berada pada posisi yang salah.

Demikian, sepuluh butir kebijakan yang dipetik dari ajaran Mahatma Gandhi. Beliau bukan seorang nabi, bukan wali, bukan avatar, bukan mesias, bukan buddha, bukan apa-apa.... tetapi seorang mahatma, Sang Jiwa Besar..... Kebesarannya diakui oleh seluruh dunia. Hari kelahirannya telah dideklarasikan sebagai Hari Tanpa-Kekerasan Sedunia (International Day of Non-Violence) oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pada perayaan pertama hari tersebut tahun 2007, Sekjen PBB Ban Ki-moon menyatakan bahwa pesan Mahatma Gandhi semakin relevan. Keterpurukan keadaan dunia saat ini hanya dapat diatasi dengan cara yang digunakan oleh Mahatma - cara Ahimsa, tanpa kekerasan...


Biografi Singkat Adolf Hitler



Adolf Hitler lahir tahun 1889 di Braunau, Austria. Sebagai remaja dia merupakan seorang seniman gagal yang kapiran dan kadang-kadang dalam usia mudanya dia menjadi seorang nasionalis Jerman yang fanatik. Di masa Perang Dunia ke-I, dia masuk Angkatan Bersenjata Jerman, terluka dan peroleh dua medali untuk keberaniannya.

Kekalahan Jerman membikinnya terpukul dan geram. Di tahun 1919 tatkala umurnya menginjak tiga puluh tahun, dia bergabung dengan partai kecil berhaluan kanan di Munich, dan segera partai ini mengubah nama menjadi Partai Buruh Nasionalis Jerman (diringkas Nazi). Dalam tempo dua tahun dia menanjak jadi pemimpin yang tanpa saingan yang dalam julukan Jerman disebut “Fuehrer.”

Di bawah kepemimpinan Hitler, partai Nazi dengan kecepatan luar biasa menjadi suatu kekuatan dan di bulan Nopember 1923 percobaan kupnya gagal. Kup itu terkenal dengan sebutan “The Munich Beer Hall Putsch.” Hitler ditangkap, dituduh pengkhianat, dan terbukti bersalah. Tetapi, dia dikeluarkan dari penjara sesudah mendekam di sana kurang dari setahun.

Di tahun 1928 partai Nazi masih merupakan partai kecil. Tetapi, depressi besar-besaran membikin rakyat tidak puas dengan partai-partai politik yang besar dan sudah mapan. Dalam keadaan seperti ini partai Nazi menjadi semakin kuat, dan di bulan Januari 1933, tatkala umurnya empat puluh empat tahun, Hitler menjadi Kanselir Jerman.

Dengan jabatan itu, Hitler dengan cepat dan cekatan membentuk kediktatoran dengan menggunakan aparat pemerintah melabrak semua golongan oposisi. Perlu dicamkan, proses ini bukanlah lewat erosi kebebasan sipil dan hak-hak pertahankan diri terhadap tuduhan-tuduhan kriminal, tetapi digarap dengan sabetan kilat dan sering sekali partai Nazi tidak ambil pusing dengan prosedur pengajuan di pengadilan samasekali. Banyak lawan-lawan politik digebuki, bahkan dibunuh langsung di tempat. Meski begitu, sebelum pecah Perang Dunia ke-2, Hitler meraih dukungan sebagian terbesar penduduk Jerman karena dia berhasil menekan jumlah pengangguran dan melakukan perbaikan-perbaikan ekonomi.

Hitler kemudian merancang jalan menuju penaklukan-penaklukan yang ujung-ujungnya membawa dunia ke kancah Perang Dunia ke-2. Dia merebut daerah pertamanya praktis tanpa lewat peperangan samasekali. Inggris dan Perancis terkepung oleh pelbagai macam kesulitan ekonomi, karena itu begitu menginginkan perdamaian sehingga mereka tidak ambil pusing tatkala Hitler mengkhianati Persetujuan Versailles dengan cara membangun Angkatan Bersenjata Jerman. Begitu pula mereka tidak ambil peduli tatkala Hitler menduduki dan memperkokoh benteng di Rhineland (1936), dan demikian juga ketika Hitler mencaplok Austria (Maret 1938). Bahkan mereka terima sambil manggut-manggut ketika Hitler mencaplok Sudetenland, benteng pertahanan perbatasan Cekoslowakia. Persetujuan internasional yang dikenal dengan sebutan “Pakta Munich” yang oleh Inggris dan Perancis diharapkan sebagai hasil pembelian “Perdamaian sepanjang masa” dibiarkan terinjak-injak dan mereka bengong ketika Hitler merampas sebagian Cekoslowakia beberapa bulan kemudian karena Cekoslowakia samasekali tak berdaya. Pada tiap tahap, Hitler dengan cerdik menggabung argumen membenarkan tindakannya dengan ancaman bahwa dia akan perang apabila hasratnya dianggap sepi, dan pada tiap tahap negara-negara demokrasi merasa gentar dan mundur melemah.

Tetapi, Inggris dan Perancis berketetapan hati mempertahankan Polandia, sasaran Hitler berikutnya. Pertama Hitler melindungi dirinya dengan jalan penandatangan pakta “Tidak saling menyerang” bulan Agustus 1939 dengan Stalin (hakekatnya perjanjian itu perjanjian agresi karena keduanya bersepakat bagaimana membagi dua Polandia buat kepentingan masingmasing). Sembilan hari kemudian, Jerman menyerang Polandia dan enam belas hari sesudah itu Uni Soviet berbuat serupa. Meskipun Inggris dan Perancis mengumumkan perang terhadap Jerman, Polandia segera dapat ditaklukkan.

Tahun puncak kehebatan Hitler adalah tahun 1940. Bulan April, Angkatan Bersenjatanya melabrak Denmark dan Norwegia. Bulan Mei, dia menerjang Negeri Belanda, Belgia, dan Luxemburg. Bulan Juni, Perancis tekuk lutut. Tetapi pada tahun itu pula Inggris bertahan matimatian terhadap serangan udara Jerman-terkenal dengan julukan “Battle of Britain” dan Hitler tak pernah sanggup menginjakkan kaki di bumi Inggris.

Pasukan Jerman menaklukkan Yunani dan Yugoslavia di bulan April 1941. Dan di bulan Juni tahun itu pula Hitler merobek-robek “Perjanjian tidak saling menyerang” dengan Uni Soviet dan membuka penyerbuan. Angkatan Bersenjata Jerman dapat menduduki bagian yang amat luas wilayah Rusia tetapi tak mampu melumpuhkannya secara total sebelum musim dingin. Meski bertempur lawan Inggris dan Rusia, tak tanggung-tanggung Hitler memaklumkan perang dengan Amerika Serikat bulan Desember 1941 dan beberapa hari kemudian Jepang melabrak Amerika Serikat, mengobrak-abrik pangkalan Angkatan Lautnya di Pearl Harbor.

Di pertengahan tahun 1942 Jerman sudah menguasai bagian terbesar wilayah Eropa yang tak pernah sanggup dilakukan oleh siapa pun dalam sejarah. Tambahan pula, dia menguasai Afrika Utara. Titik balik peperangan terjadi pada parohan kedua tahun 1942 tatkala Jerman dikalahkan dalam pertempuran rumit di El-Alamein di Mesir dan Stalingrad di Rusia. Sesudah kemunduran ini, nasib baik yang tadinya memayungi tentara Jerman angsur-berangsur secara tetap meninggalkannya. Tetapi, kendati kekalahan Jerman tampaknya tak terelakkan lagi, Hitler menolak menyerah. Bukannya dia semakin takut, malahan meneruskan penggasakan selama lebih dari dua tahun sesudah Stalingrad. Ujung cerita yang pahit terjadi pada musim semi tahun 1945. Hitler bunuh diri di Berlin tanggal 30 April dan tujuh hari sesudah itu Jerman menyerah kalah

Selama masa kuasa, Hitler terlibat dalam tindakan pembunuhan massal yang tak ada tolok tandingannya dalam sejarah. Dia seorang rasialis yang fanatik, spesial terhadap orang Yahudi yang dilakukannya dengan penuh benci meletup-letup. Secara terbuka dia mengumumkan bunuh tiap orang Yahudi di dunia. Di masa pemerintahannya, Nazi membangun kampkamp pengasingan besar, dilengkapi dengan kamar gas. Di tiap daerah yang menjadi wilayah kekuasaannya, orang-orang tak bersalah, lelaki dan perempuan serta anak-anak digiring dan dijebloskan ke dalam gerbong ternak untuk selanjutnya dicabut nyawanya di kamar-kamar gas. Dalam jangka waktu hanya beberapa tahun saja sekitar 6.000.000 Yahudi dipulangkan ke alam baka.

Berikut pernyataan Hitler yang paling terkenal :
 “Ich konnte all die Juden in dieser Welt zu zerstören, aber ich lasse ein wenig drehte-on,so können Sie herausfinden, warum ich sie getötet”
(Bisa saja saya musnahkan semua Yahudi di dunia ini, tapi saya sisakan sedikit yang hidup, agar kamu nantinya dapat mengetahui mengapa saya membunuh mereka)

Yahudi bukan satu-satunya golongan yang jadi korban Hitler. Di masa pemerintahan kediktatorannya, orang-orang Rusia dan Gypsy juga dibabat, seperti juga halnya menimpa orangorang yang dianggap termasuk ras rendah atau musuh-musuh negara. Jangan sekali-kali dibayangkan pembunuhan ini dilakukan secara spontan, atau dalam keadaan panas dan sengitnya peperangan. Melainkan Hitler membangun kamp mautt itu dengan organisasi yang rapi dan cermat seakan-akan dia merancang sebuah perusahaan bisnis besar. Data-data tersusun, jumlah ditetapkan, dan mayat-mayat secara sistematis dipreteli anggota-anggota badannya yang berharga seperti gigi emas dan cincin kawin. Juga banyak dari jenazah-jenazah itu dimanfaatkan buat pabrik sabun. Begitu telitinya rencana pembunuhan oleh Hitler hingga bahkan di akhir-akhir perang akan selesai, tatkala Jerman kekurangan bahan-bahan buat penggunaan baik sipil maupun militer, gerbong ternak masih terus menggelinding menuju kamp-kamp pembunuhan dalam rangka missi teror non-militer.

Dalam banyak hal, jelas sekali kemasyhuran Hitler akan tamat. Pertama, dia oleh dunia luas dianggap manusia yang paling jahanam sepanjang sejarah. Jika orang seperti Nero dan Caligula yang salah langkahnya amat tidak berarti jika dibanding Hitler dan Hitler masih saja tetap jadi lambang kekejaman selama 20 abad, tampaknya tak melesetlah jika orang meramalkan bahwa Hitler yang begitu buruk reputasinya tak terlawankan dalam sejarah akan dikenang orang untuk berpuluh-puluh abad lamanya.

Lebih dari itu, tentu saja, Hitler akan dikenang sebagai biang keladi pecahnya Perang Dunia ke2, perang terbesar yang pernah terjadi di atas bumi. Kemajuan persenjataan nuklir seakan merupakan kemustahilan akan terjadi perang yang berskala luas di masa depan. Karena itu, bahkan dua atau tiga ribu tahun lagi dari sekarang, Perang Dunia ke-2 mungkin masih dianggap kejadian besar dalam sejarah.

Lebih jauh lagi, Hitler akan tetap terkenal karena seluruh kisah menyangkut dirinya begitu menyeramkan dan menarik, betapa seorang asing (Hitler dilahirkan di Austria, bukan Jerman), betapa seorang yang tak punya pengalaman politik samasekali, tak punya duit, tak punya hubungan politik, mampu –dalam masa kurang dari empat belas tahun– menjadi pemimpin kekuatan dunia yang menonjol, sungguh-sungguh mengagumkan. Kemampuannya selaku orator betul-betul luar biasa. Diukur dari kemampuannya menggerakkan massa dalam tindakantindakan penting, bisa dikatakan bahwa Hitler merupakan seorang orator terbesar dalam sejarah. Akhirnya, cara kotor yang mengangkatnya ke puncak kekuasaan, sekali terpegang tangannya tak akan cepat terlupakan.

Mungkin tak ada tokoh dalam sejarah yang punya pengaruh begitu besar terhadap generasinya ketimbang Adolf Hitler. Di samping puluhan juta orang yang mati dalam peperangan yang dia biang keladinya, atau mereka yang mati di kamp konsentrasi, masih berjuta juta orang terluntalunta tanpa tempat bernaung atau yang hidupnya berantakan akibat perang.

Perkiraan lain mengenai pengaruh Hitler harus mempertimbangkan dua faktor. Pertama, banyak yang betul-betul terjadi di bawah kepemimpinannya tak akan pernah terjadi andaikata tanpa Hitler. (Dalam kaitan ini dia amat berbeda dengan tokoh-tokoh seperti Charles Darwin atau Simon Bolivar). Tentu saja benar bahwa situasi di Jerman dan Eropa menyediakan kesempatan buat Hitler. Gairah kemiliterannya dan anti Yahudinya, misalnya, memang memukau para pendengamya. Tak tampak tanda-tanda, misalnya, bahwa umumnya bangsa Jerman di tahun 1920-an atau 1930-an bermaksud punya pemerintahan seperti yang digerakkan oleh Hitler, dan sedikit sekali tanda-tanda bahwa pemuka-pemuka Jerman lainnya akan berbuat serupa Hitler. Apa yang dilakukan Hitler sedikit pun tak pernah diduga akan terjadi oleh para pengamat.

Kedua, seluruh gerakan Nazi dikuasai oleh seorang pemimpin hingga ke tingkat yang luar biasa. Marx, Lenin, Stalin dan lain-lain pemimpin sama-sama punya peranan terhadap tumbuhnya Komunisme. Tetapi, Nasional Sosialisme tak punya pemimpin penting sebelum munculnya Hitler, begitu pula tak ada sesudahnya. Hitler memimpin partai itu ke puncak kekuasaan dan tetap berada di puncak. Ketika dia mati, partai Nazi dan pemerintahan yang dipimpinnya mati bersamanya.

Tetapi, meski pengaruh Hitler terhadap generasinya begitu besar, akibat dari tindakantindakannya di masa depan tampaknya tidaklah seberapa besar. Hitler boleh dibilang gagal total merampungkan sasaran cita-cita yang mana pun, dan akibat-akibat yang tampak pada generasi berikutnya malah kebalikannya dari apa yang ia kehendaki. Misalnya, Hitler bermaksud menyebarkan pengaruh Jerman serta wilayah kekuasaan Jerman. Tetapi, daerah-daerah taklukannya, meski teramat luas, hanyalah bersifat singkat dan sementara. Dan kini bahkan Jerman Barat dan Jerman Timur jika digabung jadi satu masih lebih kecil ketimbang Republik Jerman tatkala Hitler jadi kepala pemerintahan.

Adalah dorongan nafsu Hitler ingin membantai Yahudi. Tetapi lima belas tahun sesudah Hitler berkuasa, sebuah negara Yahudi merdeka berdiri untuk pertama kalinya setelah 2000 tahun. Hitler membenci baik Komunisme maupun Uni Soviet. Tetapi, sesudah matinya dan sebagian disebabkan oleh perang yang dimulainya, Rusia malahan memperluas daerah kekuasaannya di wilayah yang luas di Eropa Timur dan pengaruh Komunisme di dunia malahan semakin berkembang. Hitler menggencet demokrasi malahan bermaksud menghancurkannya, bukan saja di negeri lain melainkan di Jerman sendiri. Namun, Jerman Barat sekarang menjadi negeri yang menjalankan demokrasi dan penduduknya kelihatan lebih membenci kediktatoran dari generasi yang mana pun sebelum masa Hitler.

Apakah sebabnya terjadi kombinasi yang aneh dari pengaruhnya yang luar biasa besar pada saat dia berkuasa dengan pengaruhnya yang begitu mini pada generasi sesudahnya? Akibat-akibat yang ditimbulkan Hitler pada saat hidupnya begitu luar biasa besar sehingga nyatalah Hitler memang layak ditempatkan di urutan agak tinggi dalam daftar buku ini.

Kendati begitu, tentu saja dia mesti ditempatkan di bawah tokoh-tokoh seperti Shih Huang Ti, Augustus Caesar dan Jengis Khan yang perbuatannya mempengaruhi dunia yang berdaya jangkau jauh sesudah matinya. Yang nyaris sejajar kedudukannya dengan Hitler adalah Napoleon dan Alexander Yang Agung. Dalam masa yang begitu singkat, Hitler dapat mengobrak-abrik dunia jauh lebih parah dari kedua orang itu. Hitler ditempatkan di bawah urutan mereka karena mereka punya pengaruh yang lebih lama.


Sumber: https://mtsalinayah.files.wordpress.com/2012/01/biografi-adolf-hitler.pdf

Tuesday 30 October 2018

AKP, GARBI, dan Berulangnya Sejarah


Tahun ini adalah “tonggak” 20 tahun dimulainya kebangkitan arah baru di Turki. Tepatnya 20 tahun dan 1 bulan yang lalu, pada September 1998, Recep Tayyip Erdogan mendapat vonis penjara akibat membaca puisi yang dituding “menyebarkan radikalisme”. Mengapa ini menjadi tonggak?

Karena pemenjaraan ini memicu Erdogan dan kawan-kawannya untuk mencari cara baru dalam memperbaiki negeri mereka. Mereka memahami bahwa untuk menghadapi tantangan zaman, tak mungkin menggunakan cara lama yang ada di partai Fazilet (dan kemudian Saadet). Mereka meyakini bahwa menghadapi dunia global yang semakin dinamis, perlu pula menggunakan cara pemikiran yang dinamis. Tidak boleh terkungkung dan mengungkung diri, mereka harus meluaskan cakupan dan jangkauan. Berkompromi kanan, dan kiri. Tapi, ini tak mereka temukan di partai Fazilet. Selain karena kaum “tradisionalis” yang dipimpin oleh Hoca Necmettin Erbakan masih berkeras pada cara tertutup dalam berkontribusi, para pentolan golongan tradisionalis juga masih memakai system “tarekat” dan “dergah”(jamaah) dalam berpartai. Alih-alih partai yang berorientasi pada system, dimana penunjukan seseorang dan penugasan memakai pertimbangan merit (kemampuan), partai Fazilet masih memakai pandangan bahwa siapa yang paling dekat pada pemimpin jamaah, siapa yang di-endorse oleh para syekh, maka dialah yang akan mendapat suatu kedudukan, baik kedudukan didalam partai maupun didalam institusi-institusi negara. Kelompok tradisionalis ini dinamakan Gelenekciler, sementara kelompok reformis ini dinamakanYenilikciler.

Mengapa ini menjad masalah? Karena ditengah kondisi Turki saat itu, dimana hanya memakai jilbab bisa mengakibatkan seorang mahasiswi didrop out, dimana ketahuan melaksanakan shalat bisa mengakibatkan jabatan seseorang dicabut, dimana hukum menjadi “mainan” rezim militer yang berkuasa dimana kondisi ekonomi negara secara umum sedang mengalami penurunan dengan hiperinflasi dan keseluruhan partai yang tergabung dalam koalisi pemerintahan terkesan tidak mampu menangani atau bahkan malah berpartisipasi dalam menimbulkan semua kekurangan itu, maka rakyat bisa “dipangku” untuk beralih mendukung mereka. Syaratnya, diperlukan kompromi dalam gaya juang dan cara berpikir.

Setidaknya, itulah yang dipikirkan oleh para yenilikciler. Dan para yenilikciler itu sebetulnya sudah memikirkan banyak cara; mereka menginginkan sebuah negara modern yang sejahtera, adil dan makmur, tapi tetap menghormati dan menganggap penting nilai-nilai luhur yang menjadi bagian dari identitas mereka. Jangan salah, para yenilikcilerini tidak bermain di tataran politik identitas; yang mereka tawarkan adalah ide, narasi, bahwa Turki harus keluar dari dikotomi “Turki putih”(orang-orang Kemalis yang menganggap diri mereka telah tercerahkan dari agama) dan “Turki hitam” (orang-orang Turki yang masih percaya dengan nilai-nilai agama). Bilapun belum mampu keluar dari dikotomi seperti itu, minimal secara professional mereka harus mampu keluar dari dikotomi “Mili Gorus” dan “bukan Mili Gorus”, orang sana dan orang sini. Siapapun yang punya ide baik, yang punya kemampuan, yang bisa mendapatkan cara terbaik dalam membangun bangsa, silahkan bergabung.

Namun, di partai Fazilet dan kemudian Saadet, hal ini tak ditemukan parayenilikciler. Kontrol ketat gelenekciler, terbukti pengkaderan yang harus melalui persetujuan mereka, komposisi Dewan Pimpinan Pusat yang anggotanya tak bisa bergerak tanpa tuntunan para gelenekciler, serta keengganan golongan tua ini menerima ide-ide baru, membuat yenilikcilermenantang figure Recai Kutan sebagai symbol golongan tua dalam perebutan jabatan ketua partai. Disinilah, perpecahan itu terjadi.

Recai Kutan, seorang teknokrat kenamaan yang memiliki gelar doktor dibidang teknik, ditantang oleh Abdullah Gul yang berlatar belakang akademisi ekonomi. Dibawah kekangangelenekciler, Recai Kutan memenangkan kongres partai. Namun, kemenangan yang tipis ini, dimana Gul mendapat 521 suara berbanding 633 suara, ini lebih karena ketaatan emosional para delegasi kongres dibanding penglihatan mereka secara adil mengenai kemampuan Recai Kutan dan Abdullah Gul.

Sesudahnya, dengan dalih para reformis ini keluar dari garis Mili Gorus, tetua partai (gelenekciler) mengirim Gul dan kolega-koleganya ke komite disiplin (BPDO?). Selain dipreteli perannya di partai, mereka diminta untuk “kembali” ke jalan yang benar. Dimata para tetua, cara mereka merupakan cara yang terbaik dalam melindungi jamaah. Dimata mereka, apa yang dilakukan Gul dan Erdogan merupakan cara-cara liar yang hanya meningkatkan resiko bagi jamaah. Terlebih, para reformis dianggap “kurangajar” karena telah berani membangkang pada para syekh yang menjadi tulang punggung partai. Dari sinilah, kelompok Yenilikciler pindah ke partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang dipimpin Erdogan, sedangkan sisanya memilih bertahan bersama Erbakan di partai Saadet yang baru dibentuk.

Meski Erdogan masih menderita larangan berpolitik, gerakan yang ia bentuk luar biasa; lebih dari setengah anggota parlemen memilih berpindah ke AKP. Erdogan, bersama kawan-kawannya seperti Abdullah Gul, Bulent Arinc dan Cemil Cicek, membangun narasi baru berupa keinginan Turki menjadi anggota Uni Eropa, membangun pertumbuhan ekonomi tanpa inflasi tinggi, memberikan layanan masyarakat, memberi figure yang baik dan segar pada masyarakat, serta menganggap nilai-nilai agama sebagai dasar tapi bukan denominator dominan.

Awalnya, arus bawah merasa ragu. Namun kemudian, jelang pemilu, apa yang dibawa AKP mendapat sambutan meluas. AKP dianggap memutus rantai kekacauan masa lalu, alih-alih pengkhianat. Saat para kepala daerah dari tradisi Mili Gorus seperti walikota Ankara Ibrahim Melih Gokcek akhirnya memilih pindah ke AKP, maka pecahlah bendungan itu; mayoritas pengikut tradisi Mili Gorus mengikuti AKP, sementara narasi baru dan dinamis yang penuh kompromi seperti yang dikemukakan AKP menarik pemilih-pemilih baru diluar ceruk Mili Gorus. The rest is history. Yang terjadi kemudian adalah sejarah.

Sekarang, 20 tahun pasca Erdogan dicabut hak politiknya, narasi yang mirip kembali terjadi di Indonesia, saudara seiman bangsa Turki. Sama seperti Refah, yang mengalami guncangan besar pasca kudeta bayangan pada 1997, PKS kini sedang mengalami guncangan pasca insiden pada 2013.

Sama seperti saat itu, dimana muncul keretakan antara golongan tradisionalis dan reformis didalam tubuh partai mengenai kelompok mana yang merupakan kelompok terbaik dalam mengelola partai serta narasi mana yang lebih baik dalam membawa partai untuk maju berkontribusi dalam kehidupan bernegara, segala kisruh besar yang terjadi didalam tubuh PKS pada hakikatnya juga sama, tidak hanya sekedar jabatan melainkan mengenai narasi siapa yang mendapat tempat didalam pengelolaan partai.

Sama seperti apa yang terjadi pada partai Fazilet, dimana pada pemilu kepala daerah 1999 mereka kehilangan banyak daerah akibat perpecahan internal, PKS kini mengalami banyak kehilangan daerah akibat perpecahan internal.

Sama seperti apa yang terjadi pada partai Fazilet dimana “kekalahan” kubu yenilikciler mengakibatkan para pendukung mereka didalam struktur partai dibabat habis, pasca "kubu Keadilan" kembali memegang kendali partai maka pendukung "kubu Sejahtera" didalam struktur nyaris dibabat habis.

Ini terjadi disaat jamaah sendiri sedang terancam oleh pihak-pihak yang saat ini sedang memegang kendali negara, disaat negara itu sendiri sedang butuh penyegaran, disaat rakyat itu sendiri sedang butuh narasi baru yang membawa kompromi bagi semua.

Inilah yang menjadi kegelisahan para pemuda. Disaat mereka sedang butuh menjawab tantangan, disaat partai seharusnya menjadi payung bagi semua, partai malah menjadi ajang baper yang mengalihkan fokus partai.

Lagi-lagi, sama seperti apa yang terjadi didalam partai Fazilet, kegelisahan ini membuat para pemuda dan pendukung mereka mendirikan sebuah organisasi baru yang dianggap sebagai wadah dalam berjuang. Wadah ini dinamakan GERAKAN ARAH BARU INDONESIA (GARBI).

Namun, sama seperti AKP di awal pendiriannya, GARBI dicitrakan berbahaya. Bagi PKS, GARBI adalah brutus yang akan menikam jamaah. Bagi non-PKS, GARBI masih diragukan apa mampu membawa narasi Islam kedalam modernitas.

Tapi, seperti apa GARBI sebetulnya?

Yang saya analisa, GARBI mirip dengan AKP, dalam konteks mereka ingin membawa pembaharuan, sebuah narasi baru demi membawa maju Indonesia. GARBI tidak ingin menikam jamaah; justru sebaliknya, GARBI ingin menyelamatkan jamaah dengan menggunakan cara baru yang lebih manjur, lebih dinamis dan lebih dapat diterima semua. GARBI ingin menjadi wadah pemikiran dalam bagaimana seharusnya bernegara, bagaimana seharusnya menjawab tantangan zaman, bagaimana seharusnya menjawab persoalan-persoalan yang saat ini sedang ada di masyarakat, baik persoalan sosial, politik, ekonomi, masyarakat maupun agama.

Dalam perjalanannya, GARBI telah didukung para praktisi pejabat publik seperti wakil gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi dan bupati Takalar Syamsari Kitta. GARBI menunjukkan mampu merangkul mereka yang berperan dalam membentuk Indonesia.

Namun, GARBI masih dianggap aneh oleh kedua pihak. Dari sisi PKS, GARBI tidak menonjolkan identitas-identitas, bahkan cenderung menerima dan bergabung dengan mereka yang “baju”nya merupakan baju liberal. Dari sisi non-PKS, GARBI masih dilihat memiliki akar agama. Tapi itulah yang membuat GARBI sangat mirip dengan AKP. Mengapa? Karena GARBI dibentuk untuk membawa perubahan, narasi baru demi membawa Indonesia lebih baik. GARBI ingin menerima semua, GARBI akan menerima semua, sepanjang semua memiliki niat tulus dalam berkontribusi memajukan Indonesia. Karena itulah, identitas atau atribut bukanlah menjadi yang utama.

Namun disisi lain, GARBI tidak ingin membawa narasi bangsa yang lupa berpijak pada nilai-nilai luhur, baik nilai kebangsaan maupun keagamaan. Sama seperti para petinggi AKP yang tetap menghormati, mengimani, meyakini dan menjalankan ajaran agama Islam, dalam GARBI Islam juga merupakan pedoman. Dialektika yang dibawa adalah Islam dijalankan bukan karena Islam adalah dogma, tapi pada hakikatnya Islam bisa membantu menjawab tantangan modern, Islam dapat dijalankan tanpa bertentangan dengan Pancasila. Islam adalah pendorong, bukan penahan.

Setidaknya itu yang saya lihat menjadi kesamaan antara GARBI dengan AKP.

Saya tidak tahu apa GARBI akan menjadi partai atau tetap menjadi ormas. Saya tidak tahu apakah GARBI akan terjerumus dalam kebaperan, sama seperti apa yang terjadi pada pendahulunya baik di Indonesia maupun Turki. Saya juga tidak tahu apa GARBI mampu meniru AKP untuk meyakinkan khalayak banyak mengenai kebaikan yang mereka bawa. Yang saya tahu adalah, didalam GARBI ada bibit-bibit Soekarno, didalam GARBI ada bibit-bibit Muhammad al-Fatih, didalam GARBI ada bibit-bibit pemikiran yang mampu membawa Indonesia ke arah baru yang lebih baik.

28 Oktober 2018
Oleh: Mohamad Radytio (Pengamat Internasional)