Memang sudah
semestinya, Islam sebagai ajaran yang syumul atau menyeluruh telah mengatur
segala aspek kehidupan manusia. Dari apa yang ada pada dirinya sendiri maupun
dalam kehidupan sosialnya. Segala bentuk aturan dan tuntunan yang diajarkan
oleh Islam pada dasarnya adalah untuk menciptakan keteraturan dan kemaslahatan
bagi umat manusia itu sendiri. Tidak ada satu pun perintah yang diajarkan oleh
Islam adalah untuk menciptakan kerusakan, kebencian, perceraian, dan segala
bentuk kedzaliman di muka bumi ini.
Sebagai seorang
muslim yang meyakini bahwa Islam adalah agamanya, dan Allah adalah Tuhan
satu-satunya, harusnya mampu menjadi pribadi yang santun dan memberi teladan
bagi muslim yang lain. Namun nyatanya, ada
yang hilang dari kaum muslimin saat ini. Yang menyebabkan sebagian besar
orang-orang muslim tak lagi memiliki izzah, tak mampu menjadi pribadi yang
santun di hadapan muslim lainnya, apatah lagi di hadapan orang-orang kafir.
Ialah kepribadian
dan bangunan akhlak yang hilang dari diri mereka. Kepribadidan yang sejatinya sejak awal telah dibentuk dan
dibina oleh manusia mulia, Muhammad saw., dan telah jelas diterangkan
kriterianya dalam lembaran-lembaran mushaf Alqur’anul Karim. Sungguh
kepribadian itu, dimiliki oleh pribadi-pribadi yang senantiasa berusaha
memperbaiki diri, mengenal Islam dan hakikat keberadaan Allah melalui
ayat-ayatNya. Sehingga apa yang Ia lakukan semata-mata hanya tertuju pada
anugerah dan naungan ridhoNya.
Ialah Rasul Allah,
Muhammad saw., yang telah berhasil membina dan membentuk sebuah generasi dengan
kepribadian yang luar biasa. Yaitu pribadi-pribadi yang siap memikul beban
risalah di pundaknya, mendirikan daulah, membangun peradaban, serta mengukir
sejarah besar dalam kehidupan umat manusia. Ialah Muhammad saw., yang mampu
mengubah pribadi-pribadi lemah menjadi kuat, yang penakut menjadi pemberani,
yang bodoh menjadi pintar, yang bercerai menjadi bersatu, dan mengubah manusia-manusia
tanpa adab menjadi sebaik-baik umat berperadaban di muka bumi.
Maka dari
pengajaran itu, layaknya kaum muslimin kembali berusaha mengembalikan
pribadi-pribadi mereka memiliki kepribadian seperti umat terdahulu. Berusaha
memperbaiki diri, memperbaiki kepribadian dan bangunan akhlak yang ada pada
diri mereka. Segala ucapan dan tindakan yang dilakukannya harus senantiasa
bersandar pada apa yang diajarkan oleh Rasulullah melalui kitab Al-Qur’an dan
Sunnah-sunnahnya. Agar setiap muslim menjadi pribadi-pribadi yang ikhlas dan
jujur, melaksanakan ibadah sesuai dengan syariatnya, menjauhi larangan sesuai
kadarnya, menyampaikan ilmu dengan pemahaman dan hikmah yang nyata, serta
menjadi pribadi yang patut untuk dijadikan teladan bagi muslim yang lain,
maupun mereka yang saat ini belum mendapatkan hidayah dari Sang Pencipta.
R.A.
R.A.