Halo sobat bloger
yang berbahagia. Kali ini kang Romli akan berbagi sedikit tulisan. Tulisan ini
terinspirasi dari beberapa artikel yang kang Romli baca. Semoga bermanfaat.
Salam membaca itu nikmat. Apalagi menulis dan membagikannya, akan jauh lebih
nikmat.
Saya pernah
membaca sebuah kalimat dari seorang pepatah yang mengatakan, "Jika Kamu menginginkan kebahagiaan
selama satu jam, tidur sianglah. Jika Kamu menginginkan kebahagiaan selama
sehari, pergilah memancing. Jika Kamu menginginkan kebahagiaan selama setahun,
dapatkan banyak uang. Jika Kamu menginginkan kebahagiaan seumur hidup, bantulah
seseorang".
Sebuah kalimat
yang sangat bermakna. Iyalah kebahagian yang hakiki ketika kita bisa membantu
orang lain, memberikan manfaat kepada orang lain. Allah menciptakan kita di
muka bumi ini berbeda-beda, Allah memberikan kelebihan kepada sebagian orang
dan memberikan kekurangan kepada sebagian yang lain. Makna dari itu semua
bukanlah untuk menjadikan orang yang berlebih tersebut menjadi sombong, namun
agar keduanya bisa saling melengkapi, menciptakan keseimbangan.
Pertama kali yang
harus kita akui nih sobat bahwa memberi itu lebih baik daripada menerima. Memberi
akan membuat pelakunya mendapat sugesti yang sangat positif untuk merasakan kebahagiaan.
Memberi atau membantu orang lain mungkin menjadi rahasia dalam menjalani
kehidupan, namun dengan memberi akan memberikan kebahagiaan dan membuat kita merasa
lebih berarti.
Tapi sobat, yang perlu
diingat ketika kita membantu orang lain adalah bahwa jangan sampai apa yang kita
lakukan itu membuat kita merasa sombong atau merasa lebih baik dari orang yang
kita berikan bantuan. Ketika kita memberikan sesuatu kepada orang lain, bisa
jadi yang kita rasakan adalah justru kerugian. Rugi karena apa yang kita miliki
jumlahnya akan berkurang. Nah, berkaitan dengan pernyataan yang terakhir ini
kemudian saya akan membagikan beberapa tips agar aktivitas memberi itu tidak
melahirkan perasaan rugi, justru sebaliknya.
Pertama, temukan alasan kuat kenapa kita harus berbagi.
Alasan ini bisa berupa ganjaran kebaikan, kebahagiaan orang lain, atau
kebahagiaan yang muncul dalam diri kita ketika kita memberi kepada orang lain. Dengan
alasan ini, kita akan merasa senang dan tidak merasa berat untuk berbagi dan
memberi pertolongan. Ini bukan tentang seberapa banyak yang kita berikan, tapi
seberapa besar cinta yang kita ikut sertakan dalam bantuan tersebut. Semakin besar
cinta yang kita taruh, semakin besar jawaban atas alasan yang kita buat, dan
akan semakin besar kebahagiaan yang akan kita rasakan.
Kedua, berikan
waktu kita. Membantu dengan cara menghadirkan diri kita untuk turut serta menyelesaikan
masalah misalnya. Hal ini seringkali lebih bernilai bagi orang lain dan lebih
memuaskan bagi kita dibandingkan dengan hanya memberikan sejumlah uang. Uang yang
kita miliki dengan uang yang dimiliki oleh orang lain jumlahnya tidaklah sama,
namun waktu yang kita miliki akan tetap sama, kita bisa menyisihkan sedikit
saja dari waktu kita untuk membantu teman, sahabat, atau orang lain. Hal itu
tidak akan pernah menghabiskan waktu yang kita miliki, kita hanya butuh
menyisihkan beberapa menit atau jam dalam sehari untuk bisa membantu orang
lain.
Ketiga, mengetahui
dengan jelas bantuan yang kita berikan akan dikemanakan. Misalnya ketika kita
memberikan sumbangan kepada orang atau yayasan, kita akan lebih senang dan
merasakan kebahagian serta kepuasan yang lebih besar ketika kita tahu uang kita
misalnya, akan digunakan untuk apa. Daripada ketika kita hanya memberi
sumbangan tanpa tahu bantuan yang kita berikan akan dikemanakan.
Keempat, mengintegrasikan
kemampuan dan minat kita dengan kebutuhan orang lain. Kita tentu memiliki
sesuatu hal yang kita senangi. Sesuatu yang rela kita lakukan walaupun akan
mengambil banyak waktu, karena kita senang melakukannya. Misalnya saja ketika kita memiliki keterampilan desain
grafis, kita senang bergelut dengan software desain seperti coreldraw atau photoshop.
Cobalah untuk membantu orang lain melalui keahlian yang kita miliki itu. Mungkin
saja teman kita butuh dibuatkan desain pamflet atau sejenisnya. Dengan bantuan
yang kita berikan, kita tidak hanya membuat orang lain senang, namun kita juga
senang melakukannya karena itu merupakan hobi kita.
Kelima,
bersikaplah proaktif, bukan reaktif. Artinya adalah kita berusaha untuk lebih peka
dengan keadaan sekitar. Peka dengan orang-orang yang membutuhkan bantuan. Dengan
begitu kita akan merasa terpanggil dan berkewajiban untuk membantu, serta
bantuan yang kita berikan akan lebih ringan untuk kita lakukan. Berbeda ketika
kita bersikap reaktif, kita menunggu orang lain meminta pertolongan baru kita
membantu. Bukan berarti hal ini akan membuat kita tidak memberikan bantuan. Tapi
sikap ini kadang akan menjadikan kita merasa berat untuk melakukannya karena
kita merasa terbebani. Terbebani karena orang lain yang datang meminta bantuan,
bukan kita yang peka dengan lingkungan sekitar kita yang membutuhkan bantuan.
Keenam,
membantulah dengan ikhlas. Sungguh mengerikan ketika kita selalu berfikir
tentang apa yang kita dapatkan ketika kita memberi bantuan kepada orang lain. Berfikirlah
bahwa Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan sekecil apapun kebaikan yang kita
lakukan. Berharaplah balasan hanya dari Allah, jangan sekali-kali hanya
berharap imbalan atau sekedar ucapan terima kasih dari orang lain. Sungguh balasan
Allah akan jauh lebih besar dan tak terhingga bagi mereka yang ikhlas
memberikan bantuan dan manfaat kepada orang lain.
Inti dari itu
semua adalah bagaimana kita menemukan pendekatan yang paling pas dengan diri
kita. Dengan pendekatan yang sesuai tersebut, akan lebih banyak yang bisa kita
berikan, akan lebih jelas tujuan yang kita jadikan alasan, dan semakin besar
kebahagiaan yang kita rasakan.
Sekali lagi semoga
bermanfaat, jika ada kekurangan itu merupakan kesalahan dari diri saya pribadi.
Mohon dimaafkan dan terima kasih. (RA)
Picture by
jawaban.com