“Sejak dulu hingga sekarang, pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam
setiap kebangkitan, pemuda adalah rahasia kekuatan. Dalam setiap fikrah, pemuda
adalah pengibar panji-panjinya” (Hasan Al-Banna).
Pemuda adalah penerus estafet
kepemimpinan dan agen-agen perubahan bangsa di masa yang akan datang. Kepemimpinan
mencakup segala lini dan sendi kehidupan. Oleh karenanya, pemuda yang nanti
akan menjadi pengisi ruang-ruang kepemimpinan itu seharusnya bersiap dan harus
dipersiapkan dari sekarang.
Tak sedikit memang pemuda generasi
bangsa yang saat ini telah menorehkan prestasi, kreatifitas dan upaya
kontribusinya untuk bangsa. Namun kemudian justru lebih banyak pemuda generasi
bangsa yang saat ini mengalir mengikuti arus kebudayaan barat.
Bukan kebudayaannya yang salah,
karena itulah mereka. Namun yang salah kemudian adalah banyak dari pemuda
generasi bangsa saat ini yang tidak mampu memilih dan memilah di antara
kebudayaan-kebuyaan itu. Dan pada akhirnya justru para pemuda inilah yang
kemudian melupakan jati diri mereka. Melupakan nilai-nilai kebaikan yang telah
dibawa dan diajarkan oleh para pendahulu.
Para pemuda terbawa arus. Kebudayaan
barat mengajarkan mereka untuk hidup bebas, sekuler dan materialistis. Sehingga
persatuan dan kesatuan pemuda justru hanya berbentuk untaian kata-kata tak
bermakna dalam dunia maya. Menghabiskan waktu demi suatu kesenangan belaka. Demi
menuruti hawa nafsu dan kepuasan dunia.
Akankah yang seperti ini harus
terus dibiarkan?, akankah calon-calon pemimpin bangsa mengalir mengikuti budaya
yang ada? Tentu tidak. Pemuda yang diharapkan nanti mengisi ruang-ruang
kepemimpinan demi menciptakan sebuah perubahan baik justru akan menjadi
agen-agen perpecahan dan kehancuran bangsa.
Pemimpin tak lahir begitu saja. Para
pemimpin harus lahir dari Rahim-rahim pembinaan. Mereka harus dibina dan
dipersiapkan. Penanaman nilai, pembentukan akhlak serta pemahaman akan
kepercayaan yang benar merupakan bekal yang harus dimiliki oleh para pemuda
generasi bangsa.
Setiap insan generasi bangsa
memiliki potensi, bakat dan kemampuannya masing-masing. Dan setiap mereka
memiliki kekurangan yang tidak akan mampu mereka tutup sendiri. Oleh karena itu,
kesatuan dan persatuan pemuda juga penting demi menyatukan semua kekuatan dan
menutup celah-celah kekurangan.
Tanpa persatuan dan kesatuan, maka
kekuatan yang dimiliki oleh individu-individu itu hanya akan memberi manfaat bagi
dirinya dan segelintir orang yang ada di sekitarnya. Namun dengan adanya
persatuan dan kesatuan, maka kekuatan yang dimiliki oleh individu-individu itu
akan menjadi kekuatan besar, akan melahirkan kebermanfaatan yang lebih besar
dan akan menciptakan perubahan yang jauh lebih besar.
Maka tak salah, jika pembinaan bagi
para pemuda generasi bangsa itu dilakukan. Sebuah upaya mulia, menyiapkan
generasi pengisi ruang-ruang kepemimpinan bagi bangsa. Melahirkan pemimpin-pemimpin
yang memiliki integritas, akseptabel dan professional untuk berkontribusi dalam
transformasi bangsa menuju arah yang lebih baik.
~Romli Amrullah~