Tuesday 15 May 2018

Catatan Pemuda Timur Indonesia

Niat telah terpatri dan langkah pun dimulai. Terbang mengarugi awan di atas bumi pertiwi, menuju bumi yang lain di belahan negeri. Ini adalah kali pertama raga ini berdiri, di sebuah negeri yang menyimpan hikmah di setiap sisi. Menceritakan sejarah panjang perjuangan di negeri ini. Inilah Bandung, bumi lautan api.

Sebuah masjid menghentikan langkah. Masjid indah dengan berjuta berkah. Menyimpan himah dan juga sejarah, akan menjadi pelopor peradaban negeri antah berantah. Di sana aku menuai kisah, yang akan tetap teringat dan tercatat dalam memori indah. Bersama saudara muslim dan saudari muslimah. Menimba ilmu dan pengalaman penuh berkah.

Kesempatan ini adalah sebuah kesyukuran. Memetik ilmu dan pelajaran di tanah pasundan. Berawal dari sebuah masjid bernama Salman, bangunan klasik pelopor peradaban. Hingga berjalan di sudut-sudut bumi parahyangan. Biarlah kuceritakan, tertawalah jika ini lucu, tapi bagiku ini mengesankan.
Di sini kuceritakan, bertemu dengan Saudara dan saudari yang memiliki satu tujuan. Berharap menjadi bagian kecil dari lahirnya sebuah peradaban. Walau pada akhirnya harus ada perpisahan, namun hati ini akan tetap terpaut di atas sajadah keimanan.

Dalam satu tempat kami dikumpulkan. Bersama 100 pemuda yang siap berlelah mengahadapi tantangan. Mencoba belajar dan memetik hikmah dari berbagai guru ilmu, guru alam, dan guru kehidupan. Berjalan jauh di tengah hutan, dengan pundak memikul beban. Memang lelah, tapi tidak jika kita bisa mengambil makna dari sebuah kebersamaan.

Di sini kuceritakan, tentang sebuah negeri yang indah dengan pesona yang menawan. Ada laut, danau, gunung, dan juga hutan. Semua ada dan terbentang sejauh pandangan. Menyimpan mineral dan kekayaan dalam setiap kerukan. Namun sayang kawan-kawan, Negeri ini berpenyakitan. Bukan karena negerinya yang salah, namun ulah mereka yang duduk di kursi dengan memegang berbagai jabatan.

Negeri ini butuh perubahan. Butuh orang yang bekerja atas dasar cinta, bukan kekuasaan. Orang yang bekerja atas dasar iman, bukan nafsu syaitan. Membangun negeri ini dengan damai dan penuh keberkahan.

Wahai saudara dan saudariku yang hanya karena Allah aku mencintai kalian. Melalui catatan ini aku berdo’a dan berpesan, semoga kisah ini tak akan terlupakan. Bahwa kita pernah bersama dalam satu tujuan, dalam satu ikatan takbir yang kita teriakkan. saling mengingatkan untuk kebaikan, dan satu tujuan yang kita citakan.

Romli Amrullah - LMD Nasional 193

0 comments:

Post a Comment