Tuesday 29 May 2018

Tugas Kita Adalah Bersyukur


Raga telah tercipta, ruh telah ditiupkan, nikmat Allah pun mulai mengalir menjumpai setiap insan yang akan lahir ke dunia. Tak ada yang sanggup mengingatnya, setiap nikmat dan kasih sayang Allah yang tercurah kepada si jabang bayi yang masih berada di dalam kandungann ibunya. Nikmat yang rasanya begitu nyaman, tanpa beban dan tanggung jawab yang harus dijalani. Sehingga ketika pada saat ia keluar dari Rahim ibu, ia melihat dunia yang penuh dengan hal-hal besar, sesuatu yang tidak pernah terbayang, begitu banyak beban dan tanggung jawab yang siap dipikul. Perasaan takut yang tergambar dalam setiap tangisan si kecil itu.

Ialah manusia, makhluk yang Allah ciptakan sebagai sebaik-baik penciptaan. Dengan begitu indah dan sempurna Allah membuat skenario kehidupan bagi masing-masing darinya. Setiap helaan nafas, penglihatan, pendengaran, kesehatan dan lainnya yang Allah berikan, adalah agar kita bersyukur terhadapnya. Kita yang memiliki sepasang mata indah, tak pernahkah terbayang bagaimana rasanya menjadi  mereka yang semasa hidupnya tak sempat melihat kebesaran Allah melalui ayat-ayat kauniyahNya di dunia ini. Kita yang memiliki sepasang kaki yang kuat, tak pernahkah terpikir bagaimana rasanya menjadi mereka yang harus berjalan dengan kursi roda. Kita yang memiliki badan yang sehat, tak pernahkah terbayang bagaimana rasanya terbaring lemah di rumah sakit.

Allah tak menuntut banyak atas apa yang telah Ia karuniakan kepada manusia. Allah hanya ingin kita bersyukur, bersyukur atas semua karuniaNya. Sebanyak apa pun manusia bersyukur, tak menambah sedikitpun kemuliaan Allah. Kalaupun tidak ada yang bersyukur, juga tak mengurangi sedikit pun kebesaran Allah. Segala bentuk syukur manusia kepada Sang Pencipta adalah kembali kepada manusia itu sendiri. Semakin manusia bersyukur, maka Allah juga akan semakin menambah kenikmatan itu kepadanya. Lalu bagaimana jika manusia kufur terhadapnya?, sunggup azab Allah akan menanti untuk menghampirinya.

Ialah hati, yang dengannya manusia patut bersyukur. Meyakini bahwa setiap kenikmatan yang dirasakan adalah hanya bersumber dari Allah swt. Keyakinan yang terpatri di dalam hati akan berbuah pada lisan yang senantiasa melantunkan kalimat pujian kepada Allah swt. Lisan yang terjaga  dari  keluhan dan segala macam bentuk kekufuran atas nikmat yang telah Allah berikan. Lisan yang senantiasa bersyukur juga akan berbuah pada apa yang dilakukan oleh seluruh anggota tubuh. Adalah sebuah bentuk kesyukuran, menggunakan seluruh potensi akal dan raga yang Allah berikan untuk melakukan kebaikan demi menggapai ridhaNya.


Bersyukurlah atas setiap keadaan yang Allah persaksikan. Bersyukur atas teman dan orang-orang yang saat ini membersamai. Tak ada yang tahu, di depan sana, apa yang telah Allah rencanakan atas setiap hambaNya. Peganglah ia, teman sholih sholihah yang saat ini bersama. Karena mungkin nanti, tak ada lagi teman syurga sebaik dia, yang Allah pertemukan dalam belahan masa yang akan datang. Syukuri apa yang dimiliki saat ini, sadarlah bahwa di luar sana, banyak insan yang berharap menjadi seperti kita tapi tidak bisa. Bersyukurlah atas ilmu dan kesempatan untuk menuntutnya, gunakan sebaik-baiknya dan manfaatkan untuk kebaikan sesama. Jadikan semua berbuah manfaat, apapun yang dimiliki, apapun yang dipunya. Bukankan manusia terbaik adalah mereka yang paling banyak manfaatnya. 

R.A.

0 comments:

Post a Comment