Raga telah tercipta, ruh telah ditiupkan, nikmat Allah
pun mulai mengalir menjumpai setiap insan yang akan lahir ke dunia. Tak ada
yang sanggup mengingatnya, setiap nikmat dan kasih sayang Allah yang tercurah
kepada si jabang bayi yang masih berada di dalam kandungann ibunya. Nikmat yang
rasanya begitu nyaman, tanpa beban dan tanggung jawab yang harus dijalani.
Sehingga ketika pada saat ia keluar dari Rahim ibu, ia melihat dunia yang penuh
dengan hal-hal besar, sesuatu yang tidak pernah terbayang, begitu banyak beban
dan tanggung jawab yang siap dipikul. Perasaan takut yang tergambar dalam
setiap tangisan si kecil itu.
Ialah manusia, makhluk yang Allah ciptakan sebagai
sebaik-baik penciptaan. Dengan begitu indah dan sempurna Allah membuat skenario
kehidupan bagi masing-masing darinya. Setiap helaan nafas, penglihatan,
pendengaran, kesehatan dan lainnya yang Allah berikan, adalah agar kita
bersyukur terhadapnya. Kita yang memiliki sepasang mata indah, tak pernahkah
terbayang bagaimana rasanya menjadi
mereka yang semasa hidupnya tak sempat melihat kebesaran Allah melalui
ayat-ayat kauniyahNya di dunia ini. Kita yang memiliki sepasang kaki yang kuat,
tak pernahkah terpikir bagaimana rasanya menjadi mereka yang harus berjalan
dengan kursi roda. Kita yang memiliki badan yang sehat, tak pernahkah terbayang
bagaimana rasanya terbaring lemah di rumah sakit.
Allah tak menuntut banyak atas apa yang telah Ia
karuniakan kepada manusia. Allah hanya ingin kita bersyukur, bersyukur atas
semua karuniaNya. Sebanyak apa pun manusia bersyukur, tak menambah sedikitpun
kemuliaan Allah. Kalaupun tidak ada yang bersyukur, juga tak mengurangi sedikit
pun kebesaran Allah. Segala bentuk syukur manusia kepada Sang Pencipta adalah
kembali kepada manusia itu sendiri. Semakin manusia bersyukur, maka Allah juga
akan semakin menambah kenikmatan itu kepadanya. Lalu bagaimana jika manusia
kufur terhadapnya?, sunggup azab Allah akan menanti untuk menghampirinya.
Ialah hati, yang dengannya manusia patut bersyukur.
Meyakini bahwa setiap kenikmatan yang dirasakan adalah hanya bersumber dari
Allah swt. Keyakinan yang terpatri di dalam hati akan berbuah pada lisan yang
senantiasa melantunkan kalimat pujian kepada Allah swt. Lisan yang terjaga dari keluhan
dan segala macam bentuk kekufuran atas nikmat yang telah Allah berikan. Lisan
yang senantiasa bersyukur juga akan berbuah pada apa yang dilakukan oleh
seluruh anggota tubuh. Adalah sebuah bentuk kesyukuran, menggunakan seluruh
potensi akal dan raga yang Allah berikan untuk melakukan kebaikan demi
menggapai ridhaNya.
Bersyukurlah atas setiap keadaan yang Allah
persaksikan. Bersyukur atas teman dan orang-orang yang saat ini membersamai.
Tak ada yang tahu, di depan sana, apa yang telah Allah rencanakan atas setiap
hambaNya. Peganglah ia, teman sholih sholihah yang saat ini bersama. Karena
mungkin nanti, tak ada lagi teman syurga sebaik dia, yang Allah pertemukan
dalam belahan masa yang akan datang. Syukuri apa yang dimiliki saat ini,
sadarlah bahwa di luar sana, banyak insan yang berharap menjadi seperti kita
tapi tidak bisa. Bersyukurlah atas ilmu dan kesempatan untuk menuntutnya,
gunakan sebaik-baiknya dan manfaatkan untuk kebaikan sesama. Jadikan semua
berbuah manfaat, apapun yang dimiliki, apapun yang dipunya. Bukankan manusia
terbaik adalah mereka yang paling banyak manfaatnya.
R.A.
R.A.
0 comments:
Post a Comment