Monday 28 May 2018

Saudariku, Tutuplah Auratmu


Jika kita menengok keadaan generasi Islam masa kini. Saat dimana teknologi semakin maju, media informasi semakin berkembang, dan sarana menuntut ilmu semakin mudah. Justru semakin banyak kita lihat generasi Islam yang terbawa arus dan lupa atau sengaja melupakan aturan Islam yang seyogyanya adalah untuk kebaikan diri mereka sendiri. Banyak kita lihat saudari-saudari muslimah kita yang dengan sengaja keluar dari rumah tidak mengenakan  jilbab. Bahkan mengenakan pakaian ketat yang mengumbar auratnya sendiri. Yang lebih disayangkan adalah, hal demikian telah dianggap biasa, tidak dianggap sebagai sebuah kesalahan yang perlu diingkari.

Alangkah menyedihkan ketika mereka yang telah berusaha untuk menutup aurat, menjaga pandangan dan pergaulannya justru dianggap sebagai sesuatu yang aneh, bahkan lucu. Ironi memang ketika media informasi semakin berkembang dan sarana untuk belajar Islam semakin banyak dan mudah, namun justru banyak pula saudari muslimah yang menutup diri akan hal itu. Justru dianggap norak dan tidak modis ketika jilbab terurai nan anggun, pakaian lebar dan tidak membentuk lekuk tubuh. Tidak tahu dan tidak ingin tahu bagaimana sebenarnya Islam telah mengatur cara berpakaian seorang muslimah. Aturan yang ada justru dianggap membatasi untuk berkreatifitas dan bergaul kepada sesama. Padahal jika mereka telah merasakan, justru dengan jilbab itu mereka akan lebih terjaga.

Ada yang mengatakan bahwa perbaiki dulu hati, baru setelah itu menutup aurat. Sungguh hati tidak akan pernah menjadi baik ketika aurat yang nampak secara lahir pun tak berusaha engkau tutupi. Saudariku, menutup aurat bukanlah Sunnah, tapi itu wajib. Wajib bagi setiap wanita yang menyatakan bahwa dirinya beragama Islam. Entah hati mereka telah baik maupun dalam usaha untuk menjadi baik. Perkara hati dan menutup aurat adalah dua hal yang berbeda. Seorang wanita diwajibkan untuk menutup aurat bukan ketika Ia telah baik, tapi ketika telah beranjak akil baligh.

Ada pula dari saudari muslimah yang berdalih dengan kalimat “Laa ikroha fi diin”, yang artinya tidak ada paksaan dalam beragama. Agama Islam sendiri tidak memaksa kepada siapa saja untuk mengikutinya, namun demikian bukan berarti bebas dalam menentukan pilihan untuk melaksanakan perintah agama ataupun tidak. Akan tetapi bagi mereka yang memilih untuk tidak mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh Islam, maka akan ada konsekuensi yang harus ditanggung. Bahkan Rasulullah telah mensinyalir bahwa kaum wanita yang enggan untuk mengenakan jilbab, ia berpakaian tapi seperti telanjang, tidak akan mencium harumnya bau surga.

Al-Qur’an telah gamblang menjelaskan ancaman bagi mereka yang  enggan untuk mengenakan jilbab. Ialah neraka yang dengan segala bentuk penyiksaannya akan menjadi tempat kembali. Anggapan yang salah jika berfikir bahwa perkara menutup aurat adalah perkara yang tidak terlalu besar dan bisa ditutupi dengan mendulang pahala lain seperti shalat lima waktu, zakat, haji, dan berpuasa. Padahal Allah telah berfirman dalam Q.S. Al-Maidah ayat 5, “Barangsiapa yang mengingkari hukum-hukum syariat Islam sesudah beriman, maka hapuslah pahala amalnya bahkan di akhirat kelak ia termasuk orang orang yang merugi”.

Berjilbab merupakan salah satu bagian dari syariat Islam, oleh karena itu jika seorang muslimah enggan berjilbab maka berarti Ia telah mengingkari syariat Islam. Sehingga walaupun Ia telah rajin shalat lima waktu, puasa, zakat dan berbagai ibadah Sunnah lainnya namun tidak menunaikan kewajiban berjilbab, maka Ia akan termasuk kepada golongan orang-orang yang merugi di akhirat kelak.

Selain kerugian yang akan dialami oleh diri pribadi saudari muslimah yang enggan mengenakan jilbab. Perbuatan tersebut juga akan berdampak kepada orang lain yang juga akan merasakan ancaman dari Allah SWT.  Seorang anak yang tidak memakai jilbab ketika keluar rumah, maka hal tersebut juga akan berimbas pada ancaman neraka bagi orang tuanya. Lebih daripada itu, ketika seorang muslimah tidak mengenakan jilbab dan mengumbar auratnya, hal tersebut akan menjadi godaan bagi lawan jenisnya. Akankah saudari muslimah menginginkan hal tersebut?. Berdosa sekaligus membuat orang lain juga berdosa. Mari sedikit demi sedikit kita memperbaiki hati kita. Namun kewajiban berjilbab jangan sampai ditunda-tunda. Kita tidak tahu kapan Allah akan menyudahi cerita hidup kita di dunia ini.


Nabi SAW. bersabda: “Sesungguhnya yang paling aku takuti atas umatku ialah hawa nafsu yang merasa masih panjang umurnya. Adapun hawa nafsu yang menyesatkan manusia dari kebenaran dan hawa nafsu yang masih merasa panjang umurnya (panjang angan-angan) semua itu akan lupa pada hari akhir“.

R.A

0 comments:

Post a Comment