Jika
kita menengok keadaan generasi Islam masa kini. Saat dimana teknologi semakin
maju, media informasi semakin berkembang, dan sarana menuntut ilmu semakin
mudah. Justru semakin banyak kita lihat generasi Islam yang terbawa arus dan
lupa atau sengaja melupakan aturan Islam yang seyogyanya adalah untuk kebaikan
diri mereka sendiri. Banyak kita lihat saudari-saudari muslimah kita yang
dengan sengaja keluar dari rumah tidak mengenakan jilbab. Bahkan mengenakan pakaian ketat yang
mengumbar auratnya sendiri. Yang lebih disayangkan adalah, hal demikian telah
dianggap biasa, tidak dianggap sebagai sebuah kesalahan yang perlu diingkari.
Alangkah
menyedihkan ketika mereka yang telah berusaha untuk menutup aurat, menjaga
pandangan dan pergaulannya justru dianggap sebagai sesuatu yang aneh, bahkan
lucu. Ironi memang ketika media informasi semakin berkembang dan sarana untuk
belajar Islam semakin banyak dan mudah, namun justru banyak pula saudari
muslimah yang menutup diri akan hal itu. Justru dianggap norak dan tidak modis
ketika jilbab terurai nan anggun, pakaian lebar dan tidak membentuk lekuk
tubuh. Tidak tahu dan tidak ingin tahu bagaimana sebenarnya Islam telah
mengatur cara berpakaian seorang muslimah. Aturan yang ada justru dianggap
membatasi untuk berkreatifitas dan bergaul kepada sesama. Padahal jika mereka
telah merasakan, justru dengan jilbab itu mereka akan lebih terjaga.
Ada
yang mengatakan bahwa perbaiki dulu hati, baru setelah itu menutup aurat.
Sungguh hati tidak akan pernah menjadi baik ketika aurat yang nampak secara
lahir pun tak berusaha engkau tutupi. Saudariku, menutup aurat bukanlah Sunnah,
tapi itu wajib. Wajib bagi setiap wanita yang menyatakan bahwa dirinya beragama
Islam. Entah hati mereka telah baik maupun dalam usaha untuk menjadi baik.
Perkara hati dan menutup aurat adalah dua hal yang berbeda. Seorang wanita
diwajibkan untuk menutup aurat bukan ketika Ia telah baik, tapi ketika telah
beranjak akil baligh.
Ada
pula dari saudari muslimah yang berdalih dengan kalimat “Laa ikroha fi diin”, yang artinya tidak ada paksaan dalam
beragama. Agama Islam sendiri tidak memaksa kepada siapa saja untuk
mengikutinya, namun demikian bukan berarti bebas dalam menentukan pilihan untuk
melaksanakan perintah agama ataupun tidak. Akan tetapi bagi mereka yang memilih
untuk tidak mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh Islam, maka akan ada
konsekuensi yang harus ditanggung. Bahkan Rasulullah telah mensinyalir bahwa
kaum wanita yang enggan untuk mengenakan jilbab, ia berpakaian tapi seperti
telanjang, tidak akan mencium harumnya bau surga.
Al-Qur’an
telah gamblang menjelaskan ancaman bagi mereka yang enggan untuk mengenakan jilbab. Ialah neraka
yang dengan segala bentuk penyiksaannya akan menjadi tempat kembali. Anggapan
yang salah jika berfikir bahwa perkara menutup aurat adalah perkara yang tidak
terlalu besar dan bisa ditutupi dengan mendulang pahala lain seperti shalat
lima waktu, zakat, haji, dan berpuasa. Padahal Allah telah berfirman dalam Q.S.
Al-Maidah ayat 5, “Barangsiapa yang mengingkari hukum-hukum syariat
Islam sesudah beriman, maka hapuslah pahala amalnya bahkan di akhirat kelak ia
termasuk orang orang yang merugi”.
Berjilbab merupakan salah satu bagian dari syariat Islam, oleh karena
itu jika seorang muslimah enggan berjilbab maka berarti Ia telah mengingkari
syariat Islam. Sehingga walaupun Ia telah rajin shalat lima waktu, puasa, zakat
dan berbagai ibadah Sunnah lainnya namun tidak menunaikan kewajiban berjilbab,
maka Ia akan termasuk kepada golongan orang-orang yang merugi di akhirat kelak.
Selain kerugian yang akan dialami oleh diri pribadi saudari muslimah
yang enggan mengenakan jilbab. Perbuatan tersebut juga akan berdampak kepada
orang lain yang juga akan merasakan ancaman dari Allah SWT. Seorang anak yang tidak memakai jilbab ketika
keluar rumah, maka hal tersebut juga akan berimbas pada ancaman neraka bagi
orang tuanya. Lebih daripada itu, ketika seorang muslimah tidak mengenakan
jilbab dan mengumbar auratnya, hal tersebut akan menjadi godaan bagi lawan
jenisnya. Akankah saudari muslimah menginginkan hal tersebut?. Berdosa
sekaligus membuat orang lain juga berdosa. Mari sedikit demi sedikit kita
memperbaiki hati kita. Namun kewajiban berjilbab jangan sampai ditunda-tunda.
Kita tidak tahu kapan Allah akan menyudahi cerita hidup kita di dunia ini.
Nabi SAW. bersabda: “Sesungguhnya yang
paling aku takuti atas umatku ialah hawa nafsu yang merasa masih panjang
umurnya. Adapun hawa nafsu yang menyesatkan manusia dari kebenaran dan hawa
nafsu yang masih merasa panjang umurnya (panjang angan-angan) semua itu akan
lupa pada hari akhir“.
R.A
0 comments:
Post a Comment