Saturday 12 August 2017

Catatan Kecil bersama FoSEI Unhas


Ceritanya lagi mengenang tulisan lama. Tulisan ini saya buat di awal tahun ke-dua perkuliahan. Gak suka nulis, tapi dipaksa nulis karena ini adalah salah satu program kerja Dept. Kajian dan Riset FoSEI Unhas, di mana saya menjadi salah satu anggotanya waktu itu.

Ada kenangan tersendiri dari tulisan ini. Pasalnya karena tulisan ini saya bisa dapat buku “Lapis-lapis Keberkahan” karya Ust. Salim A. Fillah, Gratisss... dari FoSEI Unhas.. hehe.. ini dia tulisannya:

Assalamu’alaikum ya akhi wa ukhti.. semoga antum/na dalam keadaan sehat wal ‘afiat. Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi cerita, pengalaman, atau mungkin curhat saya mengenai bagaimana saya bertemu dan berkenalan dengan FoSEI FEB-UH. Selamat membaca !

Aku Menemukan FoSEI
Perjalanan jauh dari kampung orang yang memakan waktu sehari semalam membuat saya cukup lelah. Belum sempat istirahat, belum sempat bermalam di pondokan kecilku tercinta di Luwu Timur saya dibuat agak bingung dengan informasi yang mengharuskan saya berada di Makassar keesokan harinya. Ya, besok saya harus melakukan registrasi pendaftaran di salah satu Sekolah Tinggi di Makassar. Hihi, tenang aja saya bukan mau nyeritain kisah saya melakukan registrasi kok, Cuma pengantar aja.

Kembali ke tema nih, singkat cerita keesokan harinya saya sudah di Makassar,  ini adalah kali pertama saya ke Makassar lagi setelah beberapa tahun yang lalu saya ke sini (tepatnya kelas dua SMP, hehe (). Bingung di Makassar mau tinggal dimana, untungnya Allah ngasih kemudahan buat saya, di Makassar ada kenalan kakak ipar saya yang bersedia nampung saya (hihihi.. kayak orang di buang aja), kenalannya itu namanya Kak Sofyan Hermawan Nasution.

Lewat tulisan ini saya pengen ngucapin makasih buat Kak Sofyan yang sudah berbaik hati mengizinkan saya tinggal di pondokannya, “Syukron kak Sofyan, maaf kalo sudah ngerepotin ya”. Semoga Allah membalas kebaikan kakak .

Kak Sofyan bukan hanya  sudah berbaik hati karena mengizinkan saya tinggal di pondokannya, tapi dia termasuk orang yang paling berpengaruh ke saya sehingga saya mengenal FoSEI. Pertama kali kata “FoSEI” itu saya dengar dan yang kenalin Fosei serta menyarankan saya masuk kedalamnya ya Kak Sofyan.

Setelah beberapa waktu berlalu saya bertemu Kak Hambali di Masjid Al Aqsho dan dia ngasih selebaran dakwah yang itu juga selebaran dakwahnya FoSEI. Kata-katanya Kak Hambali yang saya ingat dan pengen saya buktikan waktu itu adalah ketika dia bialang gini, “Nih baca, antum besok di Ekonomi bakalan kenal sama ini, sama FoSEI” (kurang lebih gitu lah kata-katanya Kak Hambali), dan waktu itu saya belum tau kalo Kak Hambali itu salah satu orang hebatnya FoSEI (prok..prok..prok, tepuk tangannya buat Kak Hambali, hehe). Syukron juga buat Kak Hambali yang waktu itu ngantar saya ke Terminal Dayak  waktu saya mau pulang ke Luwu Timur.

Eits, ada kata “pulang” bukan berarti cerita ini selesai, masih banyak ceritaku menemukan dan mengenal FoSEI dan saya berdo’a semoga antum/na yang baca cerita saya ini gak bosan, Aamiin..

Kak Ulla, senior FoSEI yang juga berhasil ngenalin saya ke FoSEI. Ada pengalaman juga nih saya sama kak Ulla, dia termasuk orang yang pertama saya kenal sewaktu saya baru datang di makassar, pagi itu dia yang antar saya dari masjid Al Aqsho sampai ke pondokannya kak Sofyan sambil membawa beras dan tasku yang lumayan besar dan berat, Hihi.. walaupun saya sempat lupa sama kak Ulla setelah itu tapi akhirnya saya kenal lagi.

Mulai masuk kuliah, mulai terasa kehidupan yang sangat berbeda dari sebelumnya. Banyak pengaruh-pengaruh dari senior-senior yang ada di lingkungan kampus. Mulai dari pengaruh yang baik sampai pengaruh yang gak baik semua di temui di kehidupan kampus, dan Salah satunya ya dari senior-senior FoSEI (hehe). Terkhusus untuk pengaruh-pengaruh dari senior-senior FoSEI yang ditujukan ke saya, dibalik itu saya merasa bersyukur dan berterimakasih kepaqda mereka yang sudah ngenalin saya ke FoSEI.

Waktu terus berjalan hingga pada akhirnya diadakan Diklat Ekonomi Islam (DEI) IV. Untuk kebanyakan teman-teman yang lain motivasinya ikut Diklat mungkin karena mereka kira hanya sebatas seminar atau kuliah umum biasa,  namun beda dengan saya karena saya sedikit banyak sudah tahu kalau ini adalah bagian dari proses awal yang harus saya lewati agar saya bisa masuk dan menjadi bagian dari FoSEI.

Sejak awal memang saya berniat untuk masuk ke FoSEI, namun sebenarnya tujuan saya masih samar-samar karena jujur saya hanya mendengar perkataan-perkataan senior-senior yang ngajak saya masuk ke FoSEI dan saya juga baru dengar yang namanya “eknomi islam”. Saya belum pernah dengar sebelumnya dan belum tahu sebelumna mengenai ekonomi islam, jadi wajar kalau tujuan awal saya mungkin hanya sebatas untuk belajar berlembaga atau berorganisasi. Namun, awal masuk ke FoSEI dan beberapa kali mengikuti kajian-kajiannya mengenai ekonomi islam membuat saya tertarik. Yah, saya mulai tertarik dan sekaligus saya merasa bahwasannya gak sia-sia masuk ke FoSEI.

Di FoSEI saya dapat pengetahuan-pengetahuan baru, pengetahuan tentang ekonomi islam. Pengetahuan yang sebelumnya saya belum pernah tahu dan bahkan saya tidak menyangka bahwa banyak hal-hal yang sebelumnya saya menganggap itu adalah hal yang biasa namun ternyata itu semua adalah merupakan hal-hal yang gak biasa, banyak hal-hal yang didalamnya terdapat unsur riba dan itu dilarang oleh Allah SWT serta sudah diatur di dalam kitab suci AL-Qur’an.

Ada satu hal yang selalu saya ingat berkenaan dengan masuknya saya ke FoSEI. Sebenarnya ini hal pribadi saya, tapi gak papa lah saya ceritain. Waktu itu setelah DEI ada seseorang yang sangat saya hormati, selalu nasehati saya, dan mensupport saya untuk lanjut kuliah bilang sesuatu sama saya, sebuah pesan yang sejak awal memang saya gak srek dengan pesan ini. Beliau bilang sama saya kalau saya gak papa masuk ke FoSEI waktu itu, tapi gak enaknya dia minta saya di semester tiga untuk menjauh dari FoSEI (menjauh dalam artian gak usah terlalu fokus di FoSEI).  Beliau minta saya untuk masuk di salah satu organisasi keislaman juga tapi organisasi ini cakupannya lebih luas dibandingkan dengan FoSEI. Saya rasa Beliau bilang gitu ke saya karena beliau gak kenal FoSEI dan lebih kenal dengan organisasi yang beliau sarankan, dan saya yakin bahwa dibalik sarannya itu pasti beliau punya niat yang baik untuk saya.

Selang beberapa waktu ada beberapa orang dari organisasi itu yang selalu sms saya, tanya kabar saya dan lain sebagainya. Namun gak tau kenapa, mungkin hati saya sudah ada di FoSEI atau gimana, ketika organisasi itu ngadain agenda yang merupakan agenda rekrutmennya mereka saya malah gak datang. Kemudian setelah itu, sms yang dulunya sering sudah mulai jarang dan lama kelamaan gak ada lagi dan alhamdulillah Beliau tadi yang sebelumnya ngasih pesan ke saya akhirnya bisa ngerti dan gak melarang saya untuk tetap di FoSEI.

Di FoSEI, kami alumni DEI IV dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil yang lebih dikenal dengan SGD (Small Group Discution) dengan seorang senior FoSEI yang menjadi pembimbing, dan alhamdulillah waktu itu saya masuk kelompok yang dibimbing oleh kak Rahmat Nurul. Melalui tulisan ini saya juga ingin berterimakasih dengan kak Rahmat untuk ilmu dan banyak energi positif yang diberikan kepada saya dan kepada teman-teman yang lain. “Syukron kak Rahmat”.

Waktu berlalu hingga diadakanlah SELT (Sharia Economis Leadership Training) oleh kakak-kakak pengurus FoSEI. kegiatan ini bagus, selain sebagai sarana untuk menambah wawasan ilmu bengetahuan bagi kami kader baru FoSEI, kegiatan ini juga lebih mengakrabkan kami, dan saya pribadi juga bisa lebih banyak mengenal saudara dan saudari saya di FoSEI melalui agenda ini.

DEI berlalu, SELT berlalu, hingga akhirnya diadakan mukhtamar untuk pergantian pengurus. Di mukhtamar ini  saya juga punya pengalaman yang positif menurut saya, dalam mukhtamar ini saya diminta untuk menjadi presidium sidang dengan salah seorang ikhwan lain dan seorang akhwat di FoSEI. Ini kali pertama saya mendapat pengalaman menjadi presidium sidang. Yaah, walaupun kadang salah ucap, salah tingkah dan lain sebagainya tapi seru laah, hehe.. ( gak Cuma itu, awal-awal saya jadi presidium, setiap ada peserta sidang yang ingin bicara saya hanya mempersilahkan dengan tanpa menyebut namanya dan itu kurang tepat menurut salah seorang peserta. Kak Nidia, ya kak Nidia yang waktu itu memberikan saran kepada saya untuk menyebutkan nama setiap kali saya mempersilahkan peserta untuk berbicara. Saya berterimakasih untuk hal itu karena dengan kejadian itu saya langsung berusaha tanya kepada teman presidium saya nama-nama dari semua peserta yang belum saya tahu waktu itu, saya catat dan saya lihat setiap kali saya mau mempersilahkan salah seorang peserta untuk berbicara, kemudian dengan sering nama-nama itu saya ulang membuat saya lebih banyak mengenal saudara dan saudari saya yang ada di FoSEI. “Syukron kak Nidia".

Setelah  mukhtamar, dilaukuan wawancara oleh kakak-kakak di FoSEI dengan calon pengurus baru periode 2015-2016 dan saya menjadi salah satu pesertanya, dalam kegiatan wawancara itu banyak pertanyaan dan nasehat yang diberikan kepada saya.  Kemudian setelah beberapa hari ada penyampaian melalui sms yang mengatakan bahwa saya dimasukan ke dalam deretan nama pengurus baru FoSEI periode 2015-2016 dan saya dimasukkan ke dalam anggota Departemen Kajian dan Riset Fosei Unhas yang dikoordinatori oleh seorang akhwat yang luar biasa, kak Eka Safa Kaharuddin, seorang yang semangatnya luar biasa, aktif dan selalu tersenyum, jempol deh buat kak Eka.

Bersyukur atas kepercayaan yang diberiakan kepada saya, namun perasaan berat dan takut juga menyelimuti hati saya karena walaupun hanya menjadi anggota namun ini merupakan amanah dan tanggung jawab yang harus saya jalankan. Do’a senantiasa teriring semoga Allah SWT memberikan kemudahan, keistiqomahan dan kekuatan kepada saya untuk mengemban amanah ini.

Sekarang saya sudah menjadi bagian dari FoSEI, saya sudah menjadi pengurus FoSEI. Tugas, amanah dan tanggung jawab sudah ada di pundak saya dan di pundak saudara dan saudari saya di FoSEI, tinggal bagaimana kedepannya kami melangkah, bekerja dan menjalankan tugas dan amanah serta tanggung jawab yang ada di pundak-pundak kami.

Tugas, amanah dan tanggung jawab ini memang tak akan mudah. Kita akan menemui banyak pilihan-pilihan sulit, ujian, rintangan dan kesulitan yang mungkin akan membuat kita lelah dan bahkan putus asa, atau bahkan air mata yang akan mengalir membasahi pipi-pipi kita. Namun inilah Dakwah, dakwah adalah cinta dan cinta akan meminta segalanya dari diri kita.

Untuk Saudara dan Saudariku yang saya cintai karena Allah SWT; tugas, amanah dan tanggung jawab ini memang berat, namun perlu kita ingat bahwa jalan dakwah yang menanti kita tak ada apa-apanya dan tak sebanding dengan tugas, amanah serta tanggung jawab yang di emban oleh Rosulullah SAW dan para Sahabat yang dengan seluruh jiwa dan raganya rela berkorban tanpa rasa takut dan gagah berani demi tegaknya ajaran Islam dan teriakan “La IlaHa Ilallah” di seluruh penjuru muka bumi ini..

Untuk Saudara dan Saudariku yang saya cintai karena Allah SWT; semoga keyakinan dan semangat tetap ada dalam hati hati kita, karena jalan dakwah kita masih panjang, semoga Allah memudahkan kerja-kerja kita, semoga Allah senantiasa memberikan kekuatan pada hati, tubuh dan pikiran kita, semoga Allah memberikan keistiqomahan pada hati hati kita, semoga langkah-langkah kita selalu diberkahi dan terjaga untuk tetap berada dalam lindungan  dan petunjuk untuk tetap berada di jalan lurus-NYA, dan semoga ukhuwah kita tetap akan terjalin di bawah cinta dan keridhoan-NYA.

Do’a senantiasa tercurahkan untuk FoSEI, semoga FoSEI menjadi lebih baik, semoga FoSEI semakin menjadi lembaga dakwah yang akan senantiasa membumikan ekonomi islam di Universitas Hasanuddin dan masyarakat pada umumnya. Amiin, amiin ya Rabbal ‘alamiin...

Akhir kata, semoga tulisan ini bisa menghibur antum/na yang telah rela meluangkan sedikit waktu untuk membacanya dan permohonan maaf tak lupa apabila dalam tulisan saya banyak kata-kata saya yang tidak berkenan di hati antum/na sekalian. Saya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Semoga kasih dan sayang Allah SWT senantiasa terlimpahkan untuk kita semua.
Salam ekonom rabbani, “ekonom rabbani..!   Bisa..!”
Wassalamu’alaikum wr.wb

~Romli Amrullah~

0 comments:

Post a Comment