Pernahkah sobat muslim ditanya atau bahkan bertanya
dengan diri sendiri, dimana Allah?. Sungguh, pernah suatu ketika para sahabat
Nabi juga menanyakan hal yang sama kepada Rasulullah. Lalu apa jawaban atas
pertanyaan tersebut?. Itulah manusia yang dengan akal pikiran yang Ia miliki,
ingin selalu merasionalkan segala sesuatu, harus jelas dan terukur serta nampak
di depan mata untuk membuktikan bahwa sesuatu itu benar adanya. Dan sungguh
benar bahwa Al-Qur’an menjawab semua permasalahan yang dialami oleh manusia.
Termasuk menjawab pertanyaan, “dimana Allah?”.
Menjawab hal itu, Allah berfirman dalam Q.S.
Al-Baqarah:186, “Dan apabila
bamba-bamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku
adalah dekat”. Itulah kuasa Allah, Allah tak menampakkan
diri-Nya langsung kepada hamba-hamba-Nya, karena yakinlah bahwa segala bentuk
keterbatasan yang kita miliki tak akan mampu menyaksikan zat Allah yang Maha
Agung. Makna dari itu semua adalah, bahwa Allah yang Maha Adil menyatukan
persepsi kita tentang-Nya hanya dalam bentuk kekuatan Iman.
Sobat muslim yang dirahmati Allah.
Layaknya manusia, tentu kita pernah merasakan sedih, pernah merasakan kegagalan
yang membawa kita pada sebuah kekosongan, seolah kita sendiri tanpa orang lain.
Mungkin pernah pula suatu ketika kita berfikir tidak ada seorang pun di sekitar
kita sehingga kita bebas untuk melakukan apapun. Mungkin di saat itu kita lupa,
atau kita belum tersadar, bahwa Allah selalu bersama kita. Allah melihat setiap
aktivitas yang kita lakukan, bahkan sebutir niat yang baru terbersit di hati
pun tak lepas dari Allah yang Maha Tahu.
Ketika kita lupa akan keberadaan-Nya,
mungkinkah itu semua hanya karna kita lupa, lupa sewajarnya manusia yang penuh
dengan kekurangan? Ataukah kita benar telah menduakan Allah. Apakah benar Allah
telah kita tiadakan di hati kita?. Sungguh kita termasuk golongan orang-orang
yang bodoh dan merugi ketika kita lupa akan kehadiran Allah dalam setiap
kondisi yang kita alami.
Sobat muslim sekalian, bahkan saat
kita duduk berdua dengan orang lain. Allah lebih dekat daripada dekatnya kita
dengan orang tersebut. Kedekatan itu terjewantahkan oleh kehadiran dua malaikat
yang mencatat semua yang kita lakukan. Hal itu telah Allah jelaskan dalam Q.S.
Qaff:16, bahwa Allah lebih dekat kepada kita daripada dekatnya urat leher kita
sendiri. Lalu apa alasan kita untuk tidak meyakini bahwa Allah itu dekat. Bahwa
Allah selalu hadir dalam setiap situasi dan kondisi yang kita jalani.
Benar sobat muslim bahwa manusia tak
luput dari kesalahan. Kita pun pasti pernah dan akan melakukan kesalahan. Namun
sebagai muslim yang baik tentu kita tidak ingin kesalahan itu terus dan terus
berulang kita lakukan, seolah tidak ada Allah yang melihat dan para malaikat
yang mencatatnya. Maka sebaik-baik dari kita adalah yang terus berusaha
menghadirkan Allah di hati dan pikiran kita.
Begitu indah ketika kita mampu
menghandirkan-Nya dalam hati dan pikiran kita kapanpun dan dimanapun kita
berada. Saat kita bersedih, maka kita yakin ada Allah yang akan selalu menemani
kita. Kita tidak akan pernah merasa sendiri dalam menghadapi kesulitan dan
kegagalan dalam hidup ini. Saat senang, kita tidak akan mengekspresikannya
dengan berlebihan. Karena kita yakin itu semua ada, dari dan karena Allah. Maka
bukan sesuatu yang berlebihan yang akan kita lakukan, namun justru syukur
dengan penuh ketawadhu’an dan kerendahan hati.
Begitu pula ketika syaitan mulai
berbisik saat kita sendiri tanpa seorang pun di dekat kita. Atau saat banyak
orang di sekeliling kita yang mengajak kepada kemaksiatan. Maka ketika kita
mampu menghadirkan Allah di hati dan pikiran kita, kita akan mampu menolak
semua bisikan dan ajakan yang menjerumuskan kita kepada murka Allah SWT.
Sobat muslim, bagaimana cara kita
untuk bisa selalu menghadirkan Allah dalam hati dan pikiran kita?. Kita adalah
makhluk yang lemah dan penuh dengan kekurangan. Yang bisa kita lakukan adalah
dengan memperbanyak beristighfar dan berdzikir kepada Allah. Allah yang Maha
Melihat dan Maha Penyayang tak akan pernah menyia-nyiakan setiap lantunan
istighfar dan dzikir kita. Dengan itu semua, kita akan semakin dekat kepada
Allah. Dengan dekatnya kita kepada Allah, maka kita tak perlu khawatir tentang
diri kita. Allah yang akan menjaga dan memelihara kita untuk tetap teguh berada
dalam koridor yang Dia ridhoi.
Lebih daripada itu, untuk menjaga
Iman kita. Untuk tetap selalu mengahdirkan Allah dalam hati dan pikiran kita.
Teruslah berusaha untuk melakukan hal yang positif, berkumpullah dengan
orang-orang yang dapat menjaga dan mengingatkan kita saat kita mulai salah
arah. Sibuknya kita dengan semua hal positif tersebutlah yang akan menghalangi
kita untuk lalai dan melupakan Allah. Sehingga tak ada celah dan kesempatan
kita untuk melakukan hal negatif yang justru akan menjauhkan kita kepada Allah,
serta menambah catatan hitam yang akan diperhadapkan kepada kita di akhirat
kelak.
~Romli Amrullah~
Picture by pexels.com
0 comments:
Post a Comment