Friday 20 April 2018

Bagian 1 : Khilafah, Kapan Itu?

Semakin aku banyak membaca, semakin aku banyak berpikir; semakin aku banyak belajar, semakin aku sadar bahwa aku tak mengetahui apa pun (Voltaire, 1694-1778).


Assalamu’alaikum sobat muslim dimanapun berada.. Syukran wa jazakumullah khair bagi sobat yang menyempatkan mampir di blog saya. Semoga sobat muslim dikaruniai kesehatan dan keberkahan dari Allah swt di setiap gerak-geraknya. Aamiin ya rabbal ‘alamiin..

Bener juga tuh yang dibilang sama om Voltaire, kadang kita sudah merasa paling tau, padahal kalau kita banyakin membaca, bisa jadi pengetahuan kita itu belum seberapa. Yup, kali ini bukan mau ngebahas tentang kata bijaknya om Voltaire. Saya cuma mau berbagi sedikit apa yang sudah saya baca. Niatnya berbagi kalau memang ada yang mau mengambil manfaat, kalaupun tidak, biarkan ini menjadi sarana bagi saya menyimpan kenanngan hasil bacaan.. haha kenangan yang berfaedah..

Hari ini saya teringat dengan satu hadits yang lumayan panjang tentang fase-fase kehidupan atau zaman di muka bumi ini. Kalau saya bilang ini lebih kepada fase-fase kepemimpinan dalam kacamata Islam. Haditsnya boleh temen-temen baca nih di bawah…

“Akan datang kepada kalian masa kenabian, dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Kemudian, Allah akan menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa Kekhilafahan ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah; dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang kepada kalian, masa raja menggigit (raja yang dzalim), dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa raja diktator (pemaksa); dan atas kehendak Allah masa itu akan datang; lalu Allah akan menghapusnya jika berkehendak menghapusnya. Kemudian, datanglah masa Khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah (Khilafah yang berjalan di atas kenabian). Setelah itu, Beliau diam”. [HR. Imam Ahmad] Hadis diatas diriwayatkan Ahmad, 4/273, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 5).

Hadits sepanjang 113 kata itu memberikan gambaran yang cukup jelas nih tentang 5 fase zaman atau fase kepemimpinan yang saya sebutkan sebelumnya. Pertama ada namanya Fase Kenabian, inilah fase pertama perjalanan sejarah umat Islam. Pada fase ini, umat Islam dipimpin langsung oleh manusia yang paling berpengaruh di muka bumi ini. Seorang penunggang unta yang kata-katanya, perbuatannya, bahkan diamnya menjadi landasan hukum dan sebaik-baik teladan bagi umat Islam. Ya, dialah kekasih Allah yang selalu dirindukan orang-orang mukmin, baginda Nabi Allah, Muhammad sallallahu a’laihi wa sallam.

Ialah sebaik-baik pemimpin dan sebaik-baik panutan. Seorang pemimpin yang menjadi teladan sejak masa kelam dan kesulitan di Mekah hingga masa kejayaan di tanah Madinah. Menjadi uswah sejak belum terfikirkan format kepemimpinan dan pemerintahan, hingga menjadi pemimpin yang disegani di seluruh Jazirah Arab. Nabi Muhammad saw, seorang manusia yang mengbongkar ulang persepsi dan pandangan manusia tentang Tuhan, tentang Allah swt.

Saat manusia berkubang dalam kebodohan dan kesesatan, Ia datang menjadi pelita dan jalan penerang yang mengarahkan manusia menuju derajat kemuliaan. Inilah fase pertama sobat muslim sekalian, fase yang menjadi pondasi berdirinya bangunan Islam. Namun seperti yang telah disebutkan dalam hadits, setelah 23 tahun masa kenabian, Allah menghendaki berakhirnya fase yang pertama ini.

Fase kedua, yaitu Fase Kekhilafahan Khulafaur Rasyidin. Inilah  fase selanjutnya perjalanan sejarah zaman dan kepemimpinan bagi umat Islam. Ada perbedaan pendapat tentang kapan berakhirnya fase ini. Mayoritas ulama berpendapat bahwa fase ini berlangsung dalam 4 periode kepemimpinan sahabat Rasulullah, Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali. Namun ada juga yang berpendapat bahwa masa kepemimpinan khalifah kelima, Umar bin Abdul Aziz juga masuk dalam fase ini. It’s ok, kita gak akan memperdebatkan perbedaan pendapat itu, karena yang jelas adalah bahwa Rasulullah saw melegitimasi fase kedua ini masih dalam metode kenabian. Fase khilafah yang lurus, jujur dan adil. Pada akhirnya kita dapat menyimpulkan, fase pertama dan kedua adalah fase teladan dan rujukan bagi umat Islam.

Fase ketiga, Fase Raja yang Menggigit. Sobat muslim yang semoga dirahmati oleh Allah, tau kenapa dinamakan sebagai “raja yang menggigit”?. Katanya nih, karena raja-raja ini masih menggigit Kitabullah dan Sunnah Rasul, tetapi hampir-hampir lepas. Dan pada akhirnya lepas juga pada tahun 1924. Silakan sobat muslim mencari tambahan sumber bacaan yang lain. Fase ketiga ini, mulai tertulis dalam tinta sejarah dengan berdirinya Dinasti Umaiyah, selanjutnya Dinasti Abasiyah dan yang terakhir adalah Dinasti Utsmaniyah di Turki yang berakhir pada tahun 1924 tersebut. Fase ketiga ini berlangsung selama kurang lebih 13 abad.

Pada fase yang ketiga ini, khalifah dipanggil dengan sebutan raja, hal ini karena secara formal mereka menjabat sebagai khalifah akan tetapi pada tataran pola pemerintahannya menerapkan sistem kerajaan. Para pemimpin yang lahir bukanlah sebagai hasil syura, tetapi diwariskan kepada keluarga atau keturunannya. Dan pada akhirnya di tahun 1924 itulah masa keruntuhan dan keterpurukan umat Islam. Dunia Islam digambarkan seperti kebun yang dipenuhi dengan buah-buahan dan bunga yang indah, tetapi tanpa pagar pelindung dan penjaga kebun yang bertanggung jawab.

Fase ketiga setelah Kekhalifahan Khulafaur Rasyidin ini ditandai dengan masih adanya satu kepemerintahan umat Islam, atau kalau sekarang disebut sebagai satu negara dengan satu kepemimpinan. Dimana umat Islam di seluruh dunia taat dan patuh pada satu kepemimpinan ini. Hebat kan? Gak seperti seperti sekarang yang gak cuma sudah terpecah menjadi banyak negara, tetapi sesama warga negara muslim saja saling menghujat dan menjatuhkan.


Bersambung…

1 comment: