Sunday 29 July 2018

Ulasan Buku: DAN BROWN; a Biography


_Penulis: Lisa Rogak
Penerjemah: Harisa Permatasari
Penerbit: Bentang
Tebal Buku: 237 halaman
Pengulas: @romli_amrullah
_
"Kisah hidup Novelis paling kontroversial abad ke 21", adalah satu kalimat pendek yang tertulis jelas di sampul buku ini. Dan Brown, pernah mendengar namanya, pernah juga melihat karyanya, The Da Vinci Code tetapi belum pernah membacanya. Itulah kemudian yang membersit di hati saya, kenapa sampai Novelis ini dikatakan paling kontroversial. Dan pada akhirnya saya pun menemukan jawaban atas pertanyaan itu. Adalah satu pengantar yang patut disyukuri bisa membaca buku biografi ini sebelum nanti berkesempatan membaca karya-karyanya.
_
Dan Brown, pria itu sejak kecil memang terbiasa hidup dengan teka-teki dan kode yang dibuat oleh orang tuanya, dan dengan itulah ia besenang-senang. Misalnya saja ketika pagi Natal, saat sebagian besar anak-anak lain menemukan kado mereka di bawah pohon, Brown dan adiknya akan mendapati peta harta karun berisi kode-kode yang akan menuntun mereka dari satu ruangan ke ruangan lain, dan akhirnya menemukan kado mereka disembunyikan di ruangan lain rumah mereka.
_
Satu fakta yang menarik dari Dan Brown bahwa ternyata ia bukan penulis buku terlaris pertama dalam keluarganya, ayahnya Richard Brown adalah salah seorang penulis dari serial buku teks matematika yang paling direkomendasikan di ruang kelas di seluruh penjuru Amerika Serikat dengan judul "Advanced Mathematics; Precalculus With Discrete Mathematics and Data Analysis".
_
Brown remaja digambarkan sebagai seorang yang konyol dan mudah bergaul. Salah seorang temannya Ordway bertutur bahwa Brown adalah teman yang menyenangkan. Dia pandai bercanda dan menunjukkan hal-hal lucu mengenai orang lain, dan tidak pernah menanggapi apapun dengan terlalu serius.
_
Dalam buku ini diceritakan bahwa awalnya ketertarikan Brown Bukanlah pada novel, tapi pada aktivitas musik. Ia pernah memberitahu teman dan guru-gurunya bahwa setelah lulus dari sekolah Ia ingin menjadi seorang penyanyi dan pengarang lagu. Dia memiliki suara yang lumayan bagus kata Ordway. Sebagai salah satu buktinya Brown pernah bergabung dengan National Academy of Song Writer, sebuah kelompok yang memiliki banyak anggota musisi terkenal seperti Billy Joel dan Prince.
_
 Dalam buku ini juga banyak disebutkan tentang istri Brown. Namanya Blythe, seorang wanita 12 tahun lebih tua dari Brown. Selain sama-sama menyukai musik, Brown dan istrinya juga sama memiliki minat tinggi dalam sejarah seni, terutama karya Leonardo Da Vinci.
_
Dalam buku ini disebutkan Brown telah menghasilkan beberapa album. Tapi ada satu fakta yang bertolak belakang dengan impiannya itu, Brown berkata Dia tidak ingin disorot publik dan tampil di depan umum, sedangkan jika ingin sukses di dalam bisnis musik dia harus menjadi seorang penampil.
_
Fakta itulah yang kemudian menjadikan tahun 1995 sebagai titik balik dalam kehidupan Brown. Album terakhirnya yang berjudul "Angels and Demons" terakhir dirilis dan mulai menulis novel pertamanya, Digital Fortres.
_
Terus berlanjut hingga novel keduanya "Angels & Demons" dan yang ketiga "Deception Point". Salah satu keunikan yang ada dalam setiap novel Brown adalah Ia melakukan penelitian dan riset serta mengambil latar yang benar-benar ada di dunia nyata.
_
Hingga tiba waktunya Brown memulai riset untuk novel keempatnya, "The Da Vinci Code". Fakta yang ditemukan dalam riset itu banyak yang tidak sesuai dengan apa yang diajarkan padanya semasa kecil baik di sekolah maupun di gereja. Inilah yang kemudian menjadi akar novel keempat Brown yang sangat kontroversial.
_
Brown memandang The Da Vinci Code sebagai cara untuk mendidik pembaca mengenai intrik dan sejarah mengenai Priory of Sion dan Opus Dei, dan memperkenalkan orang-orang pada kode tersembunyi dalam karya seni Leonardo Da Vinci.
_
Akhirnya the Davinci Code resmi dipublikasikan pada Maret 2003, sebanyak 230.000 kopi terjual habis saat cetakan pertama dan lebih dari sepuluh juta kopi di akhir rentang waktu dua tahun, serta memuncaki daftar buku terlaris New York times untuk fiksi hard cover. Brown lebih dari sekedar sukses, Dia menjadi penulis buku terlaris di Amerika Serikat.
_
Novel keempat Brown yang penuh dengan fakta-fakta kontroversial ini kemudian mendapat banyak tanggapan dari berbagai pihak, Ada yang menuduh Brown telah melakukan plagiarisme atas karyanya, Brown juga mengakui menerima surat dari pendeta dan banyak surat dari biarawati, dari kaum Pagan dan feminis, dari orang-orang Katolik juga orang-orang yang menyebut dirinya sebagai mantan Katolik dan sudah bertobat. Hingga ada yang menuduhnya sebagai anti Kristen.
_
Bahkan tak hanya sebatas surat dan tuduhan-tuduhan, banyak kemudian buku-buku yang kritis terhadap novel The Da Vinci Code, diantaranya adalah Breaking The Da Vinci Code karangan Darrel L. Bock, The Davinci Deception karangan Erwin W. Lutzer, Cracking Da Vinci's Code karangan James L. Garlow dan Peter Jones, dan The Da Vinci Hoax karangan Sandra Miesel dan Carl Olson. Secara keseluruhan ada sekitar 2 lusin buku yang mengkritik The Da Vinci Code. 
_
Buku ini sangat cocok untuk Anda yang sudah pernah membaca karya-karyanya. Ada kisah dibalik karya-karya itu. Juga cocok untuk Anda yang belum pernah membaca karya-karyanya (seperti saya). Seperti apa sih isi novel itu? sampai bisa se-kontroversial itu... 
___________________

"Brown sangat ahli membuat pembaca percaya bahwa buku dan gang tua berdebu menyamarkan konspirasi global." (The Washington Post)
___________________

Salam literasi, mari beraksara 
_
#kammiaksara #kammimembaca #jayakanindonesia2045 #bookreview

0 comments:

Post a Comment